31 Juli 2021

 *King’s Sword*

*Tanggal: 31 Juli 2021*
Hari: Sabtu

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tim 4
Maz 51-53

*BERMULA DARI BENIH KECIL*

_“Memang biji itu yang paling kecil dari segala jenis benih, tetapi apabila sudah tumbuh, sesawi itu lebih besar dari pada sayuran yang lain, bahkan menjadi pohon, sehingga burung-burung di udara datang bersarang pada cabang-cabangnya." Matius 13:32_
Kerajaan Sorga diumpamakan Yesus dalam Matius 13:31-35 seperti biji sesawi dan ragi. Biji sesawi memang kecil, bahkan merupakan benih terkecil. Diameternya tidak sampai 1 milimeter tapi saat ditanam maka pertumbuhannya sangat cepat, mampu menumbuhkan pohon setinggi 3 sampai 5 meter. Rimbun, sanggup menarik burung-burung untuk datang, tinggal dan bersarang disana. Sayurnya besar, kaya nutrisi bermanfaat pula bagi manusia. Lantas ragi meski sedikit jumlahnya, apabila diaduk ke dalam tepung terigu maka adonannya akan mekar. Gereja, termasuk kita di dalamnya lewat semua pelayanan yang kita lakukan mungkin bermula dari hal yang sangat kecil.
Tapi hal yang kecil itu pada suatu ketika bisa membawa dampak besar bahkan mampu menarik jiwa-jiwa, mendatangkan berkat buat dan membawa mereka masuk dalam keselamatan kekal. Persis seperti burung-burung yang kemudian datang dan bersarang di pohon sesawi yang rimbun. Bukankah Injil Kerajaan pun diberitakan oleh Anak Manusia yang awalnya dikenal sebagai tukang kayu dengan pengikut-pengikut yang terdiri dari nelayan, pemungut cukai dan orang-orang yang bukan terpelajar? Tapi lihatlah bagaimana dampaknya terhadap dunia secara luas hingga hari ini. Benih yang sangat kecil kemudian menjadi pohon yang rimbun yang sampai hari ini mampu memberi perlindungan, damai sejahtera, berkat dan keselamatan bagi semua orang tanpa terkecuali dimanapun berada.
Permulaan Gereja amat kecil. Tetapi kemudian pertumbuhannya menghasilkan daya yang kuat, sehingga berkembang menjadi kelompok-kelompok yang besar. Dari kelompok yang kecil yang terdiri daripada para rasul dimulailah gereja yang menyebar ke seluruh penjuru dunia. Hari ini lihatlah bagaimana menjadi luar biasanya benih kecil itu. Pemberitaan Injil Kerajaan Sorga seringkali dianggap sepele, namun apabila benih iman itu tertanam dan tumbuh dalam diri mereka yang percaya, akan mampu membawa dampak besar bagi kehidupan. Oleh karena itu kita harus terus tekun dalam menaburkan benih-benih Kerajaan Sorga di manapun kita ditempatkan. Sekali lagi, di manapun kita ditempatkan. Miliki iman setidaknya sebesar biji sesawi, dan tanamlah untuk memberkati orang lain. Awalnya kecil, tapi percayalah bahwa pada suatu ketika benih kecil yang Anda tanam itu akan membawa dampak luar biasa bagi dunia dan orang-orang yang tinggal di dalamnya. Amin. (JB)
Questions:
1. Apa yang dimaksud memiliki iman sebesar biji sesawi?
2. Menurut Anda seberapa besarkah iman Anda saat ini? Apakah lebih besar dari biji sesawi? Apa yang sudah Anda alami dengan iman sebesar itu?
Value:
Kita harus terus tekun dalam menaburkan benih-benih Kerajaan Sorga di manapun kita ditempatkan. Sekali lagi, di manapun kita ditempatkan.
Kingdom Quote:
_Bukan soal siapa Anda, apa posisi Anda, atau seberapa besar kekayaan Anda yang diperhitungkan, melainkan benih apa yang Anda tabur, apa yang tumbuh, dan apa yang berbuah._

30 Juli 2021

 *King’s Sword*

*Tanggal: 30 Juli 2021*
Hari: Jumat

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tim 3
Maz 49-50

*STEFANUS SANG MARTIR*

_“Dan, mereka terus merajam Stefanus yang sedang berseru dan berkata, “Tuhan Yesus, terimalah rohku.” Kemudian, setelah berlutut, ia berseru dengan suara keras, “Tuhan, jangan tanggungkan dosa ini kepada mereka!” Dan, sesudah mengatakannya, ia pun mati”_ Kisah Para Rasul 7:59-60 (AYT)
Meskipun Stefanus bukanlah barisan dari para murid Kristus secara cara langsung sebagaimana 12 murid Kristus yang hidup bersama-sama dengan Tuhan namun kualitas imannya menunjukkan bahwa ia adalah seorang yang yang sangat hebat dalam hal bersaksi. Ujung-ujungnya dia harus dirajam batu yaitu mengalami proses kematian yang tidak langsung namun secara perlahan dalam keadaan menyakitkan sebelum ajal menjemput.
Ada 2 hal pelajaran yang patut dicatat dari peristiwa kehidupan Stefanus ini di akhir hidupnya.
Pertama, di ayat 59 ia menyerukan kepada Tuhan Yesus untuk menerima rohnya. Siapa yang bisa menerima roh manusia kalau bukan Allah sendiri? Bukankah Alkitab mencatat bahwa tubuh kembali kepada tanah dan roh kembali kepada Sang Pencipta? Jadi ketika Stefanus meminta dan berdoa supaya Tuhan menerima rohnya berarti ia mengakui bahwa Yesus Kristus adalah Allah yang berkuasa. Ini adalah pengakuan puncak dari kesaksian yang telah panjang-lebar disampaikan kepada orang-orang Yahudi sekaligus sebagai kebenaran yang menyakitkan bagi mereka sebab kita tahu bahwa orang Yahudi sangat mengagumkan posisi Allah dan tidak boleh ada yang menggantikannya.
Jadi dengan pengakuan bahwa Yesus Kristus adalah Allah maka itu dianggap sebagai penghujatan yang setara dengan hukuman mati. Bukankah Yesus Kristus sendiri dituduhkan bahwa ia juga menghujat Allah karena menyamakan dirinya dengan Bapa di surga?
Kedua, Stefanus pada puncak penderitaan menjelang kematiannya ia menyerahkan pengampunan bagi orang-orang yang sedang merajamnya. Ini persis seperti yang dilakukan oleh Gurunya ketika Yesus di kayu salib juga memohonkan pengampunan bagi orang-orang yang telah menyalibkannya. Ini sekaligus menjadi sebuah bukti bahwa ketika orang benar menghadapi penganiayaan tekanan maka yang muncul adalah kasih. Pastilah ini bukan pekerjaan manusia namun pekerjaan Roh Kudus. Sebab kita tahu tidak mungkin daging kita akan menerima kenyataan malah jadi kita cenderung untuk membalas pukulan dengan pukulan. Namun kasih yang berkuasa sanggup memberikan ganti pukulan dengan seruan pengampunan.
Terima kasih Tuhan kita semua sedang dibentuk untuk menjadi orang Kristen yang semakin serupa dengan Kristus sebagaimana Stefanus yang di puncak akhir hidupnya menjadi seperti Kristus yang penuh dengan pengampunan. (DH)
Questions:
1. Siapakah Stefanus? Mengapa dia begitu luar biasa dalam mengiring Kristus?
2. Mengapakah puncak kematiannya sebagai martir ia menyeruhkan pengampunan?
Values:
Kristen dan pengampunan adalah kesamaan yang tak terpisahkan.
Kingdom Quote:
_Tanpa pengampunan ciri kekristenan menjadi hilang._

 *King’s Sword*

*Tanggal: 29 Juli 2021*
Hari: Kamis

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tim 2
Maz 46-48


*DIBUANG – SAYANG*

_“Dan datanglah kepada-Nya, batu yang hidup itu, yang memang dibuang oleh manusia, tetapi yang dipilih dan dihormat di hadirat Allah. Karena itu bagi kamu, yang percaya, ia mahal, tetapi bagi mereka yang tidak percaya: "Batu yang telah dibuang oleh tukang-tukang bangunan, telah menjadi batu penjuru, juga telah menjadi batu sentuhan dan suatu batu sandungan."_ 1 Petrus 2:4, 7
Anda pasti pernah melihat dalam _ending_ akhir sebuah film sering ditayangkan _scene-scene_ berupa adegan atau dialog-dialog yang sempat dilakukan tetapi terjadi kesalahan. Biasanya setelah rekam ulang perbaikan, bagian _scene_ yang salah tersebut dibuang. Tetapi bagi sebagian produser lain, hal-hal yang salah tersebut sering ditayangkan kembali di akhir film tersebut dan memberi kesan sebagai tayangan yang lucu, dan akhirnya secara tidak langsung membuat kita mengerti betapa tidak mudahnya sebuah proses produksi atau _recording_ sebuah adegan film. Itulah sebab mereka menganggap bagian ini dibuang tapi kok sayang ya. Salah satu bintang film yang filmnya sering menunjukkan adegan dibuang sayang ini adalah Jacky Chan.
Hampir setiap akhir filmnya yang beredar selalu diakhiri dengan _scene-scene_ yang salah, baik dari sisi percakapan, bahkan juga adegan-adegan penting lainnya, yang memberi nilai tambah yaitu kesan lucu, tapi juga memberi kita pemahaman akan beberapa kondisi _behind the scene_ tersebut. Firman Tuhan yang kita baca hari ini menggambarkan bahwa Yesus digambarkan sebagai batu hidup, namun mengalami situasi menjadi batu yang dibuang oleh manusia.
Ketika Yesus menjalani proses Via Dolorosa, Yesus benar-benar diperlakukan sebagai batu yang dibuang, diinjak-injak, dianggap tidak berharga, tetapi justru dalam keadaan yang nampaknya tidak berharga inilah, Yesus sebenarnya sedang melakukan karya kasihNya demi kita manusia, yaitu menyelamatkan kita yang percaya kepada karya pengorbananNya yang begitu berharga seperti yang tertulis di "_Sesungguhnya, Aku meletakkan di Sion sebuah batu yang terpilih, sebuah batu penjuru yang mahal, dan siapa yang percaya kepada-Nya, tidak akan dipermalukan._"(1 Pet 2:6) Tentu berbeda dengan adegan “dibuang sayang“ sebuah film, yang sebenarnya justru mereka tidak jadi membuang adegan tersebut. Yesus benar-benar mengalami situasi dibuang, menderita. Tapi DIA rela melakukannya dan bahkan tidak meminta mengganti adegannya, tujuannya agar kita dapat membangun cerita (adegan) kehidupan kita, DIA rela terbuang agar kita dalam keadaan sulit, merasa terbuang justru punya keberanian menghampiri Sang Batu Kehidupan yang pernah mengalami dibuang, dianggap tidak terhormat. Bahkan Sang Batu kehidupan ini justru kemudian mengubah hidup kita yang terbuang karena dosa untuk dapat dipakai menjadi batu hidup bagi pembangunan gereja atau tubuhNya. Anda mengerti? (HA)
Questions:
1. Mengapa Yesus mau mengalami keadaan yang menderita demi kita manusia berdosa?
2. Teladan apa yang harus kita teladani dari kehidupan Kristus?
Values:
Yesus menjalani setiap scene adegan pengorbanan-Nya di kayu salib karena Dia sangat mengasihi kita.
Kingdom Quote:
_Dalam anugerah kasihNya, apapun cerita hidup kita (Our Story) berubah menjadi rangkaian cerita Tuhan (His-Story)._

28 Juli 2021

 *King’s Sword*

*Tanggal: 28 Juli 2021*
Hari: Rabu

Bacaan Alkitab Setahun:
1 Tim 1
Maz 43-45

*KARYA ALLAH DALAM KEGAGALAN ANDA*

_“Ketika Firaun mendengar tentang perkara itu, dicarinya ikhtiar untuk membunuh Musa. Tetapi Musa melarikan diri dari hadapan Firaun dan tiba di tanah Midian, lalu ia duduk-duduk di tepi sebuah sumur”_- Keluaran 2:15
Bagaimana pandangan Anda mengenai kegagalan? Dan saya yakin bahwa Anda tidak ingin gagal di dalam kehidupan ini. Tetapi kenyataannya hal itu kadang tidak bisa kita hindari, yaitu kegagalan dalam bisnis, rumah tangga, atau karir. Kegagalan selalu menimbulkan kedukaan. Tetapi kegagalan juga dapat menjadi alat bagi Allah untuk membentuk kita.
Ada dua pelajaran yang Allah dapat berikan di tengah kegagalan kita:
Pertama, kegagalan membawa kita kepada hidup dalam ketaatan. Alkitab berkata, _“Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.”_ Karena itu rendahkanlah dirimu di bawah tangan Tuhan yang kuat, supaya kamu ditinggikan-Nya pada waktunya (1 Pet. 5:5, 6). Dalam kegagalan hidup kita seperti berada di bawah. Ibarat roda, maka bagian yang paling bawah itu didiami oleh mereka yang gagal. Tetapi di dalam kerendahan seperti itu bila mata hati kita memandang Tuhan, maka Dia akan mengangkat kita dan mendudukkan kita di dalam kemuliaan-Nya. Musa mengalami kegagalan ketika ia melakukan pembunuhan lalu melarikan diri ke tanah Midian. Hidup Musa berubah drastis. Dari seorang yang terpandang di istana Firaun lalu hidup di tanah asing. Dari hidup yang tinggi lalu terjun ke bawah bukankah hal yang mudah. Tetapi Tuhan bekerja di dalam kegagalan Musa.
Kedua, kegagalan membawa kita mempunyai roh yang dapat diajar. Setiap pengalaman kegagalan dapat mengasah sensitivitas kita pada instruksi ilahi yang tidak dapat kita dapatkan di tengah kesuksesan. Firman Tuhan berkata seperti ini, _“Sebab beginilah firman Yang Mahatinggi dan Yang Mahamulia, yang bersemayam untuk selamanya dan Yang Mahakudus nama-Nya: "Aku bersemayam di tempat tinggi dan di tempat kudus tetapi juga bersama-sama orang yang remuk dan rendah hati, untuk menghidupkan semangat orang-orang yang rendah hati dan untuk menghidupkan hati orang-orang yang remuk”_ (Yes. 57:15).
Secara khusus Allah melawati orang-orang yang gagal. Di tengah kegagalan itu Allah membisikkan rencana dan ide-ide-Nya supaya kita mengikuti instruksi-Nya. Dan perlu Anda ketahui bahwa Allah senang berdiam bersama orang-orang yang gagal dan yang tinggal di dalam keterpurukan supaya Ia dapat memberikan kekuatan-Nya. (DH)
Questions:
1. Bagaimana pandangan Anda tenang kegagalan? 2. Pelajaran penting apa yang bisa Anda peroleh dari kegagalan?
Values:
Setiap pengalaman kegagalan dapat mengasah sensitivitas kita pada instruksi ilahi yang tidak dapat kita dapatkan di tengah kesuksesan.
Kingdom Quote:
_Nikmatilah kegagalan bersama Tuhan supaya kekuatan Allah turun atas Anda._

27 Juli 2021

 *King’s Sword*

* Tanggal: 27 Juli 2021*
Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tes 3
Maz 40-42

*ADA APA DI BALIK KEKUATIRAN?*

_“Serahkanlah segala kekuatiranmu kepada-Nya, sebab Ia yang memelihara kamu.”_ 1 Petrus 5:7
Kuatir adalah 'teman' yang setia menemani ke mana saja kita pergi dan dalam kondisi apapun. Namun kehadirannya membawa dampak buruk bagi kesehatan, antara lain, menurunnya imunitas tubuh, gangguan saraf, bahkan gangguan psikis seperti stres dan depresi. Selain itu juga mempengaruhi mental, etika dan moral. Karena kuatir, orang bisa saja menghalalkan segara cara dengan alasan kepepet, lalu melakukan tindakan tidak terpuji. Namun kalau kita mengkaji kata 'kuatir' dalam bahasa Alkitab, dipakai kata μεριμναω - _merimnao_ yang berarti memperhatikan sepenuhnya, berpikir pada sesuatu sehingga sebenarnya kata merimnaô tidak berkonotasi negatif. Yang menjadikannya negatif adalah sasaran yang diperhatikan atau dipikirkan. Sebagai contoh dalam Mat 6:25a _“Karena itu Aku berkata kepadamu: Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai.”_ Di sini, masalah muncul ketika orang hanya fokus kepada penghidupan sehari-hari akan apa yang dimakan, minum dan dipakai.
Di ayat sebelumnya disebutkan mengenai harta atau Mamon yang dicari bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah dan mata yang terang atau gelap. Mamon menjadi pesaing Allah karena kasat mata sementara Allah tidak kasat mata. Mata yang terang adalah mata yang fokus kepada yang tidak kasat mata seperti yang disebutkan dalam 2 Korintus 5:7 _“Sebab hidup kami ini adalah hidup karena percaya, bukan karena melihat”_ dan juga 2 Korintus 4:18 _“Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.”_
Jadi intinya, supaya tidak kuatir, fokuslah memandang kepada perkara-perkara yang tidak kasat mata karena itu adalah hakekat dari iman. Selain itu, kekuatiran perlu diserahkan kepada Tuhan. Bagaimana caranya? Sederhana saja, jika kita menginginkan sesuatu, serahkan kepada Tuhan dan setelah itu lupakanlah kalau masih memerlukan hal tersebut. Contoh, kuatir tidak makan, serahkan dan bersiaplah berpuasa kalau Tuhan tidak tolong. Percayalah, kekuatiran akan hilang dan lihatlah mujizat Tuhan. Halleluyah. Amin (LS)
Questions:
1. Sebutkan satu contoh yang membuat anda kuatir, dan pikirkan kenapa kuatir dengan hal itu.
2. Kalau sudah menyerahkan kepada Tuhan, relakah anda untuk tidak mendapatkan hal itu selamanya? Mengapa?
Values:
Jika kita menginginkan sesuatu, serahkan kepada Tuhan dan setelah itu lupakanlah kalau masih memerlukan hal tersebut.
Kingdom Quote:
_Mujizat baru akan terjadi ketika Tuhan berdaulat sepenuhnya atas hidup kita._

26 Juli 2021

 *King’s Sword*

* Tanggal: 26 Juli 2021*
Hari: Senin

Bacaan Alkitab Setahun:
2 Tes 2
Maz 37-39

*HALAL*

_"Seperti ayam hutan yang mengerami yang tidak ditelurkannya, demikianlah orang yang menggaruk kekayaan secara TIDAK HALAL, pada pertengahan usianya ia akan kehilangan semuanya, dan pada kesudahan usianya ia terkenal sebagai seorang bebal."_ Yeremia 17:11
Halal adalah kata bahasa Ibrani yang artinya dalam bahasa Inggrisnya _"shine"_, bahasa Indonesia bersinar. Kata ini serupa dengan Hilal dalam bahasa Arab, artinya mulai bersinar atau juga bulan baru. Arti umum halal adalah "sesuai Firman Tuhan". Kata halal sering juga kita jumpai pada label makanan. Namun "halal" tidak hanya ditujukan pada makanan tetapi juga kepada semua aspek hidup kita yang harus sesuai dengan kebenaran Firman Tuhan. Itu sebabnya orang yang mempraktekkan kebenaran Firman Tuhan di dalam hidupnya diibaratkan seperti cahaya fajar. _"Tetapi jalan orang benar itu seperti cahaya fajar, yang kian bertambah terang sampai rembang tengah hari. Jalan orang fasik itu seperti kegelapan; mereka tidak tahu apa yang menyebabkan mereka tersandung."_ (Amsal 4:18-19)
Belakangan ini saya sering mendengar keluhan seperti ini "pak mencari uang sekarang sulit, jangankan yang halal yang haram saja sulit". Menurut saya keluhan ini adalah keluhan orang yang biasa mencari uang dengan cara tidak halal, atau haram. Perhatikan ayat bacaan hari ini, orang yang mencari rejeki secara haram, ibarat ayam hutan mengerami telur yang tidak bisa menetas. Apa yang mereka kerjakan pada pertengahan usia semua yang didapat akan hilang. Dan yang parahnya pada akhir hidupnya menjadi orang yang tak pernah bisa bertobat, orang bebal, orang yang tidak bisa mengenal kebenaran, yang tak mengenal Allah.
Tentu saja bukan hanya Kekayaan yang sering dicari dengan tidak halal, tetapi juga kekuasaan. Namun hukum yang sama berlaku, apa yang diperjuangkan dengan cara-cara haram. Misalnya dengan penipuan, manipulasi, strategi licik, mengunting dalam lipatan, lempar batu sembunyi tangan, sabotase, memutar balikkan hukum, mencari-cari kesalahan, main dukun, menebar isue tidak benar, menteror atau pun cara-cara yang licin seperti menyuap, serangan fajar, menjilat, pencitraan. Semua cara yang Haram atau setengah haram alias tidak halal di mata Tuhan itu semua pada akhirnya akan sia-sia. Dan sekalipun tujuannya (sepertinya) mulia, tetapi bila dicapai dengan cara yang kotor, orang tersebut adalah "orang buta". Ia merasa dikenal Allah, berjuang di jalan Allah tetapi sebenarnya ia sama sekali tidak mengenal Allah, ia berjalan di dalam kegelapan bukan berjalan di dalam terang.
Periksa hati Anda karena dari sanalah terpancar cara hidup Anda, apakah Anda cenderung menyukai menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan? (DD)
Questions: Values:
1. Apakah arti halal? Mengapa kita suka menghalalkan segala cara?
2. Bagaimana supaya hidup kita tidak berjalan di dalam kegelapan ?
Values:
Warga Kerajaan sejati seharusnya hati-hati dalam bertindak, dan terus mengoreksi motif hati supaya tak tergelincir menghalalkan segala cara demi tercapai tujuan.
Kingdom Quote:
_Siapapun bisa menjadi buta hati dan tak bisa melihat mana yang halal dan mana yang haram jika hanya mengutamakan tujuan dan bukan cara mencapai tujuan.

25 Juli 2021

 

KEMBALI KEPADA KASIH YANG SEMULA DI TENGAH PANDEMI
Shalom,

Wahyu 2:1-7 adalah pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus. Tuhan Yesus berkata:

“Aku tahu segala pekerjaanmu: baik jerih payahmu maupun ketekunanmu.
Aku tahu, bahwa engkau tidak dapat sabar terhadap orang-orang jahat,
Ada yang menyebut dirinya rasul, tetapi sebenarnya mereka berdusta.
Engkau tetap sabar dan menderita oleh karena nama-Ku;
dan engkau tidak mengenal lelah.
engkau membenci segala perbuatan pengikut-pengikut Nikolaus, yang juga Kubenci.
Namun demikian Aku mencela engkau,
karena engkau telah meninggalkan kasihmu yang semula.
Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh!
Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan.
Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu
dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya,
jikalau engkau tidak bertobat.”

Penjelasan Alkitab Penuntun Hidup Berkelimpahan tentang "mengambil kaki dianmu", artinya menolak dan mengeluarkan dari dalam kerajaan-Nya, yang berarti kehilangan keselamatan. Pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus ini, juga berarti pesan buat kita semua yang dapat disimpulkan sebagai berikut:
Kalau kita melihat apa yang dilakukan jemaat di Efesus untuk melayani pekerjaan Tuhan itu sungguh luar biasa. Tetapi apa pun yang mereka lakukan untuk melayani pekerjaan Tuhan, meskipun itu sungguh luar biasa tetapi kalau tidak didasarkan kepada kasih yang semula, maka Tuhan akan berkata:

"Betapa dalamnya Engkau telah jatuh.
Bertobatlah dan lakukan lagi apa yang semula engkau lakukan,
jika tidak demikian maka engkau akan kehilangan keselamatan."

Tetapi barangsiapa menang, artinya kembali kepada kasih yang semula, maka akan diberi makan dari pohon kehidupan yang ada di dalam taman Firdaus Allah, artinya akan masuk sorga. Ini suatu peringatan yang tidak main-main dan sangat serius.

Karena itu saya mengajak Saudara untuk melihat diri kita masing-masing. Mungkin kita kelihatan begitu rajin, tekun, sabar, mau menderita dalam melayani pekerjaan Tuhan. Pertanyaannya: Apakah itu dilakukan dengan dasar kasih yang semula? Banyak orang yang kelihatan luar biasa dalam melayani pekerjaan Tuhan; bukan karena didasarkan kepada kasih yang semula, tetapi karena kewajiban atau ada motivasi yang lain.

MILIKI KASIH YANG SEMULA
Tuhan mau supaya kita kembali kepada kasih yang semula. Kasih yang semula adalah kasih yang kita miliki pada waktu baru bertobat dan mengalami kelahiran baru. Waktu saya baru bertobat dan mengalami kelahiran baru, saya begitu haus akan Tuhan, akan firman-Nya. Dan saya selalu menjaga kehidupan saya agar selalu hidup kudus sesuai dengan firman Tuhan. Dan puji Tuhan ini tetap saya jaga sampai dengan hari ini, bahkan kasih saya kepada Tuhan semakin bertambah.

Orang yang memiliki kasih yang semula:
  • Pasti akan hidup sama seperti Kristus telah hidup.
  • Pasti hidup sebagai orang yang berintegritas, hidup tulus dan jujur di hadapan Tuhan.
  • Pasti akan keluar sebagai pemenang.
Dan akhirnya akan ikut dalam pengangkatan dan masuk sorga.
Yang percaya katakan: Amin!

Nyanyi:

Kucinta Kau Yesus
Hanya Engkau bagiku Yesus
Sungguh kurindu mengatakannya
Betapa aku mengasihi-Mu

Engkau Allah dan Rajaku
Kekasih dalam hidupku
Engkau s'galanya bagiku
Kubersyukur kepada-Mu

Coda
Kubersyukur kepada-Mu
Kubersyukur kepada-Mu

Pada waktu Tuhan Yesus ditanya oleh murid-murid-Nya tentang tanda kedatangan-Nya kembali dan tanda kesudahan dunia ini. Tuhan Yesus menjawab dalam Lukas 21:11, bahwa salah satunya adalah penyakit sampar. Jadi COVID-19 ini adalah salah satu tanda dari kedatangan Tuhan Yesus kembali dan tanda kesudahan dunia ini.

NUBUATAN TENTANG AKHIR ZAMAN
  1. Awal tahun 2009 Tuhan berbicara kepada saya dengan sangat serius dari Wahyu 3:11a,

    “Aku datang segera! Saya gemetar dan bertanya: “Tuhan, apa yang akan Tuhan lakukan dan apa yang harus saya kerjakan?”

    Lebih kurang 6 bulan kemudian Tuhan baru menjawab pertanyaan saya dengan berkata:

    “Aku akan mencurahkan Roh-Ku.
    Aku akan mencurahkan Roh-Ku.
    Pada saat Aku mencurahkan Roh-Ku akan terjadi seperti 
    Yoel 2:28-32.”

    Akan ada 3 tanda yang terjadi:
    • Anak-anak, pemuda, dan orangtua akan dipakai Tuhan secara luar biasa.
    • Mujizat-mujizat terjadi secara luar biasa.
    • Goncangan-goncangan juga terjadi secara luar biasa.
    Melalui tiga tanda ini, maka Yoel 2:32 akan terjadi, yaitu akan banyak orang yang berseru kepada nama Tuhan dan mereka yang berseru kepada-Nya; akan diselamatkan. Jadi akan terjadi penuaian jiwa besar-besaran.
  2. Tahun 2013 Tuhan memberikan nama untuk pencurahan Roh-Kudus ini adalah Pentakosta Ketiga.
    Jadi salah satu tanda terjadinya Pentakosta Ketiga adalah goncangan-goncangan. Sejak tahun 2009, hampir di setiap khotbah, saya selalu mengingatkan tentang goncangan ini. Saya sering berkata: “Kalau Saudara percaya akan terjadi goncangan-goncangan, katakan ‘Amin!’” Tetapi sering ‘Amin’ nya hanya sekedar berkata amin saja. Saya selanjutnya akan berkata: “Saudara tidak berkata ‘Amin’ pun, goncangan pasti terjadi.” Biasanya kita akan tertawa setelah saya berkata seperti itu.
Siapa yang mengira bahwa pada tanggal 2 Maret 2020, Presiden Jokowi mengumumkan bahwa COVID-19 masuk ke Indonesia. Mulai saat itu goncangan karena pandemi COVID-19 terjadi, dan sampai hari ini belum selesai. Banyak yang kuatir, ketakutan, bosan, jenuh, depresi, ada juga yang sakit dan tidak sedikit yang meninggal. Pandemi ini juga mengakibatkan terjadinya krisis ekonomi. Ditambah lagi hari-hari ini pandemi semakin ganas dengan adanya varian Delta yang penularannya jauh lebih cepat.
Yang paling penting yang harus kita lakukan dalam menghadapi pandemi ini, adalah kita harus makin sungguh-sungguh untuk mempersiapkan diri kita dalam menyambut kedatangan-Nya yang kedua kali, sebab Tuhan Yesus sendiri yang berkata bahwa sampar, dalam hal ini COVID-19, adalah salah satu tanda akan kedatangan-Nya yang kedua kali. Karena itu, seperti pesan Tuhan Yesus kepada jemaat di Efesus yang berarti ini juga pesan buat kita semua pada jaman ini, bahwa kita harus kembali kepada kasih yang semula. Sebab hanya orang yang memiliki kasih yang semula yang ikut dalam pengangkatan. Yang percaya katakan: Amin!
Dalam masa pandemi ini kita harus mengerti bahwa:
  • pencurahan Roh Kudus yang disebut dengan Pentakosta yang Ketiga sedang terjadi.
  • ini adalah masa penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir dalam menyelesaikan Amanat Agung untuk menjadikan semua bangsa murid Tuhan Yesus.
  • akan terjadi kebangkitan generasi Yeremia yaitu anak-anak muda yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan bergerak untuk memenangkan jiwa.
Nyanyi:

Sucikan dan kuduskan hati ini
Untuk layak menghadap hadirat-Mu
Tubuh, jiwa, rohku, kus'rahkan pada-Mu
Ku menyembah-Mu

Tinggikan nama-Mu, ya Tuhan
Mulialah nama-Mu, ya Tuhan
Tiada lain seperti Engkau, ya Allahku
Besar kuasa-Mu
Tiada lain seperti Engkau, ya Allahku
Besar kuasa-Mu

PEMELIHARAAN TUHAN DALAM MASA PANDEMI
Mazmur 127:1-2
 berkata,

“Jikalau bukan Tuhan yang membangun rumah,
sia-sialah usaha orang yang membangunnya;
jikalau bukan Tuhan yang mengawal kota,
sia-sialah pengawal berjaga-jaga.
Sia-sialah kamu bangun pagi-pagi dan duduk–duduk sampai jauh malam,
dan makan roti yang diperoleh dengan susah payah –
sebab Ia memberikannya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur.”

Ayat ini mengingatkan kita bahwa dalam segala hal, termasuk dalam masa pandemi ini, kita harus mengandalkan Tuhan, termasuk dalam hal membangun rumah, dalam hal perlindungan. Dalam Mazmur 91 dikatakan; kalau kita menjadikan Tuhan sebagai tempat perlindungan dan kubu pertahanan kita, maka kita tidak usah takut terhadap kedahsyatan malam, terhadap panah yang terbang di waktu siang, terhadap penyakit sampar yang berjalan di dalam gelap, terhadap penyakit menular yang mengamuk di waktu petang, termasuk dalam hal mencari nafkah di tengah-tengah krisis ekonomi yang terjadi hari-hari ini. Kita harus tetap mengandalkan Tuhan.

Mungkin ada di antara Saudara yang kena PHK, atau mungkin mengalami kesulitan karena banyak faktor sehingga mengalami kerugian, kesulitan untuk mencari keuntungan. Tetapi sesuai dengan ayat firman Tuhan tadi, kita diingatkan bahwa Tuhan justru akan memberikan berkat-Nya kepada yang dicintai-Nya pada waktu tidur. Berkat yang diberikan pada waktu tidur di sini, bisa diartikan berkat yang diberikan:
  • bukan karena kehebatan kita,
  • bukan karena prestasi kita,
  • bukan karena kekuatan kita,
  • bukan karena kepandaian kita,
  • juga bukan karena usaha kita yang mati-matian.
Dan.....berkat yang seperti itu hanya diberikan kepada orang yang dicintai-Nya. Haleluya!

Kalau kita mengandalkan Tuhan kita pasti menjadi orang yang dicintai Tuhan. Orang yang mengandalkan Tuhan adalah orang yang mengikuti segala perintah yang diberikan tanpa ragu-ragu, tanpa banyak pertanyaan, tanpa bersungut-sungut, tetapi dengan hati yang percaya disertai ucapan syukur. Demikian juga dalam menghadapi pandemi ini kalau kita mengandalkan Tuhan, itu berarti kita sedang mengikuti perintah-perintah-Nya.

TUNTUNAN TUHAN DALAM MASA PANDEMI
Saya akan mengingatkan kembali tuntunan Tuhan sejak awal dari pandemi ini. Apakah Saudara ingat dan tetap melakukannya? Mungkin ada yang berpikir bahwa pandemi ini sesuatu yang biasa, mungkin karena sudah bosan dan jenuh, ingatlah kita boleh bosan dan jenuh tetapi COVID nya belum bosan. Karena itu kita harus dengan serius menghadapi pandemi ini.
Mari, saya akan ajak Saudara untuk mengingat kembali tuntunan Tuhan.
  1. Sesuai dengan 2 Tawarikh 7:13-14 yang mengatakan bahwa kalau kita mengalami pandemi dan krisis ekonomi, maka kita harus merendahkan diri, berdoa, mencari wajah Tuhan serta berbalik dari jalan-jalan yang jahat.
    Kalau kita melakukan itu, maka Tuhan akan mendengar dari sorga dan akan mengampuni dosa kita serta memulihkan negeri kita Indonesia yang tercinta. Katakan: Amin!
  2. Kita diminta untuk menghardik COVID-19 dan krisis ekonomi dengan berkata: “Dalam nama Yesus, diam tenanglah!” Apakah Saudara sudah melakukan ini?
  3. Kita diminta memperkatakan Mazmur 91 karena kita percaya akan janji Tuhan.
  4. Kita diminta melakukan seperti yang dilakukan oleh Daud ketika Tuhan menghukum orang Israel di mana ada 70.000 orang yang mati karena penyakit sampar.
    • Daud waktu itu membuat mezbah di pengirikan milik Arauna dengan membayar harganya. Waktu itu Arauna akan memberikan secara gratis kepada Daud. Tetapi Daud tidak mau. Dia tetap mau membayar harga. Setelah Daud membuat mezbah, maka tulah sampar itu berhenti.
    • Kalau kita mengharapkan pandemi akan berhenti, maka kita sebagai gereja-gereja Tuhan harus membuat mezbah doa, pujian dan penyembahan bersama-sama dalam unity. Minta belas kasihan. Tuhan turun ke atas Indonesia.
    • Gereja jangan saling menyalahkan satu sama lain.
    • Gereja jangan saling menjelekkan.
    • Gereja harus membayar harganya dengan unity.
  5. Sesuai dengan Yesaya 26:20-21, maka kita diminta oleh Tuhan untuk bersembunyi barang sesaat lamanya sampai amarah itu berlalu, karena Tuhan akan menghukum penduduk bumi karena kesalahannya.

    Amsal 27:12 berkata:

    “Kalau orang bijak melihat malapetaka bersembunyilah ia,
    tetapi yang tidak berpengalaman berjalan terus lalu kena celaka.”

    Karena itu, mari biarlah kita menjadi orang yang bijak.
    Bersembunyi di sini bisa diartikan kalau tidak ada keperluan mendesak kita diam di rumah dan juga kita harus melakukan 6 M.
    • Memakai masker.
    • Mencuci tangan dengan sabun.
    • Menjaga jarak.
    • Mengurangi mobilitas.
    • Menjauhi kerumunan.
    • Melakukan vaksinasi

    Nyanyi:

    Yesus Kaulah pembelaku
    Pada siapa aku harus takut
    Yesus Kau perlindunganku
    Ku tak gentar menghadapi musuh

    S'karang tegaklah kepalaku hadapi lawanku
    Yang berada di sekelilingku
    Dan mulutku memuji ber-Mazmur bagi-Mu
    Bersorak bagi kebesaran-Mu

    S'karang tegaklah kepalaku hadapi lawanku
    Yang berada di sekelilingku
    Dan mulutku memuji ber-Mazmur bagi-Mu
    Bersorak bagi kebesaran-Mu

    Coda
    Bersorak bagi kebesaran-Mu
    Bersorak bagi kebesaran-Mu

Pada tahun 1918 – 1920 pernah terjadi pandemi yang disebut Flu Spanyol. Kalau dibandingkan dengan COVID-19 dengan memakai data tanggal 29 Mei 2021, maka didapatkan hal-hal sebagai berikut:

No.KETERANGANFLU SPANYOLCOVID-19
1.Jumlah infeksi500 juta162 juta
2.Jumlah kematian20 – 100 juta3,52 juta (jauh lebih sedikit)
3.Jumlah negara yang terpaparKurang dari 50%Hampir 100%
4.Jumlah negara yang terpaparTidak lebih buruk dari jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-anDikatakan yang terburuk sejak jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-an. Tergantung kapan pandemi berakhir, kalau berlarut-larut krisis ekonomi COVID-19 bisa lebih buruk dari jaman Depresi Ekonomi Global tahun 1930-an

Tetapi yang paling menonjol dari COVID-19 ini adalah angka depresi, kecemasan, stress, justru tertinggi sepanjang sejarah. Angka Depresi Global tahun 2020 adalah sebesar 25%, dibandingkan dengan angka Depresi Global tahun 2017 yang hanya 3,44%.
Dengan melihat ini semua, saya percaya rencana Tuhan bagi umat manusia adalah supaya mereka bertobat, mencari wajah Tuhan, sehingga terjadi penuaian jiwa yang terbesar dan yang terakhir sebelum Tuhan Yesus datang kembali.

Sesuatu yang mengherankan dari Flu Spanyol ini adalah bahwa setelah infeksi gelombang kedua yang meningkat secara luar biasa, tiba-tiba virusnya menghilang entah kemana perginya. Wow! Kita boleh berdoa kepada Tuhan agar ini juga terjadi pada COVID-19 serta varian-varian yang lain, yang tiba-tiba menghilang entah kemana, karena amarah Tuhan sudah berlalu.
Karena itu sekali lagi saya mengingatkan agar kita melakukan tuntunan Tuhan untuk menghadapi pandemi COVID-19 ini dengan lebih serius dan sungguh-sungguh, supaya Tuhan juga menuntun kita di tengah pandemi yang sedang bergejolak ini. Saya percaya kalau kita kembali kepada kasih yang semula, kita akan berkata: "Tuhan, pakai saya menjadi alat-Mu untuk menyelesaikan Amanat Agung." Maranatha! Datanglah segera Tuhan Yesus.

Nyanyi:

Tuhan ini aku, jadikanlah ku alat-Mu
Untuk memberitakan injil-Mu
Tuhan ini aku, jadikanlah ku hamba-Mu
Untuk melakukan firman-Mu

Penuhi hidupku dengan Roh-Mu
Agar ku jadi saksi-Mu
Pakailah hidupku dan urapilah
Untuk kemuliaan nama-Mu

Coda
Untuk kemuliaan nama-Mu
Untuk kemuliaan nama-Mu

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...