31 Januari 2021

 Tanggal: 31 Januari 2021

Hari: Minggu 


Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 20:17-34
Keluaran 25-26
*HANYA MELALUI KOMITMEN*
“Selain dari pada yang dinyatakan Roh Kudus ....bahwa penjara dan sengsara menunggu aku. Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah” Kisah 20:23, 24
Kisah tentang misi penuh dengan cerita heroik. Apabila kita membaca kisah hidup Dr. Paul Carlson yang melayani sebagai dokter misionaris di Kongo, kita akan dibuat kagum dengan dedikasi dan komitmennya yang tinggi dalam menunaikan tugasnya. Hatinya penuh dengan belas kasihan untuk mengobati para pasien yang sakit berat, sebagaimana ia memberitakan Injil sebagai obat bagi penyakit dosa.
Selama belasan tahun ia giat bekerja di tengah-tengah kericuan politik dan suhu politik yang berubah-ubah di Kongo. Meskipun ia ditangkap para pemberontak, namun ia tetap konsisten melakukan tugasnya, bahkan mengobati mereka yang sakit. Sebelum dijatuhi hukuman mati hamba Tuhan ini masih sempat menyelamatkan beberapa misionaris lainnya untuk meloloskan diri. Sebuah komitmen kadang harus dibayar dengan harga yang mahal!
Saudara, orang yang memberanikan diri untuk berkomitmen adalah orang yang bertanggung jawab. Komitmen ini tidak hanya terjadi dalam hubungan kita dengan Tuhan saja, tetapi juga dalam kehidupan kita sehari-hari. Dalam keluarga saja kita diperintahkan untuk berkomitmen kepada orang tua dan mengikuti sistem mereka. Di sekolah dan kantor pun kita wajib berkomitmen dan taat kepada peraturan yang ada. Begitu juga sebuah perkawinan. Tanpa komitmen, tidak akan ada rumah tangga yang bertahan sampai belasan bahkan puluhan tahun.
Anda melihat perjuangan para misionaris hingga mencapai titik akhir merupakan bukti bahwa ada orang-orang berani membayar harganya untuk membuktikan komitmennya itu. Dan Paulus telah membuktikannya. Jika bukan karena komitmen, Paulus tidak akan berani berkata, “.....aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku.....” Anda lihat, betapa beraninya Paulus berkata seperti itu. Saya yakin bahwa hanya karena komitmennya yang tinggi saja ia berani berkata seperti itu.
Kekristenan tanpa komitmen adalah liturgi yang membosankan. Kita akan disebut orang-orang pengecut dan orang-orang munafik bila kita berani mengaku bahwa kita mencintai Kristus, tapi kita tidak berani berkomitmen untuk menyerahkan hidup secara total kepada-Nya. Ambillah keputusan saat ini juga untuk berkomitmen kepada Allah. (DH)
Questions :
1. Apa arti komitmen bagi Anda?
2. Komitmen seperti apa yang sedang Anda jalani di hadapan-Nya? Apakah sulit atau mudah?
Values :
Kita akan disebut orang-orang pengecut dan munafik bila kita berani mengaku mencintai Kristus, tapi tidak berani berkomitmen menyerahkan hidup secara total kepada-Nya.
*Hanya melalui komitmen saja kita bisa mencapai garis akhir.

30 Januari 2021

 Tanggal 30 Januari 2021

Hari: Senin



Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 20:1-16
Keluaran 23-24
*BUKAN HANYA DARI ROTI*
“Tetapi Yesus menjawab: "Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja, tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah.“ Matius 4:4
Tuhan Yesus menjelaskan bahwa manusia hidup bukan dari roti saja, bukan dari makanan jasmani saja, tentu makanan jasmani penting, tetapi ada yang terlebih penting yaitu makanan rohani, atau Firman. Tetapi mengapa kita tidak merasa Firman adalah hal yang sangat penting sehingga kita tidak merasa kelaparan seperti layaknya kelaparan kalau kita pagi belum sarapan ?
Jawabannya adalah karena kita tidak mempunyai kesadaran spritual? Kesadaran spiritual muncul ketika kita telah dilahirkan secara roh (secara spiritual ). “Apa yang dilahirkan dari daging, adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh, adalah roh” (Yohanes 3:6) Pada awalnya Adam diciptakan dengan kesadaran spiritual yang sempurna, ia bisa mendengar suara Allah/Firman. Namun ia telah jatuh dalam dosa dan telah kehilangan kemulian Allah, Adam dan keturunannya kehilangan kesadaran spritual. Sang Firman datang sebagai Manusia ingin memulihkan kesadaran spritual manusia. “Karena kamu telah dilahirkan kembali bukan dari benih yang fana, tetapi dari benih yang tidak fana, oleh firman Allah, yang hidup dan yang kekal. Sebab: "Semua yang hidup adalah seperti rumput dan segala kemuliaannya seperti bunga rumput, rumput menjadi kering, dan bunga gugur, tetapi firman Tuhan tetap untuk selama-lamanya." Inilah firman yang disampaikan Injil kepada kamu.” ( 1 Petrus 1:23-25)
Ketika seseorang yang telah dilahirkan secara rohani (dari benih yang tidak fana), ia mulai bisa merasakan kelaparan rohani. Ia membutuhkan makanan rohani setiap hari dan semakin hari ia akan bertumbuh dan mempunyai kesadaran rohani yang lebih besar dibandingkan kesadaran jasmani. “Sebab kami tidak memperhatikan yang kelihatan, melainkan yang tak kelihatan, karena yang kelihatan adalah sementara, sedangkan yang tak kelihatan adalah kekal.” (2 Korintus 4:18)
Seorang yang bertumbuh dewasa secara rohani mempunyai kepekaan yang bernilai kekal. Tindakannya semakin hari tidak berpusat pada kepentingan diri sendiri, tetapi kepentingan orang lain. Semua tindakannya semakin selaras dengan Firman yang bersumber dari kekekalan. Jika Anda tidak merasa lapar secara rohani, jangan-jangan Anda belum “dilahirkan kembali“, atau Anda masih memerlukan seorang “baby sitter rohani“ karena Anda masih bayi rohani, Anda belum akil balig. “Demikian pula kita: selama kita belum akil balig, kita takluk juga kepada roh-roh dunia.” (Galatia 4:3) Jika Anda belum akil baliq secara rohani Anda perlu mentor rohani, Anda perlu pembimbing. Kalau tidak Anda bisa mati secara rohani, Anda telah dilahirkan kembali, tetapi sifat dan kelakuan Anda tidak ada bedanya manusia duniawi. Anda mengerti? (DD)
Questions :
1. Pernahkah anda merasa lapar namun bukan lapar ingin makan tetapi merasa kosong dan lapar di hati anda?
2. Menurut apa yang Yesus katakan, apa yang sebenarnya anda butuhkan?
Values :
Warga Kerajaan Sorga mempunyai kepekaan rohani yaitu lebih sadar akan hal yang tak kelihatan dibanding fakta yang kelihatan.
*Salah satu penyebab tak ada kelaparan rohani adalah anda belum mengalami “dilahirkan kembali“.*

29 Januari 2021

Tanggal: 29 Januari 2021

Hari:  Jumat 


Pembacaan Alkitab Setahun 

Matius 19
Keluaran 21-22
*KERAJAAN DI DALAM KERAJAAN*
“Lalu Ia pulang bersama-sama mereka ke Nazaret; dan Ia tetap hidup dalam asuhan mereka. Dan ibu-Nya menyimpan semua perkara itu di dalam hatinya. Dan Yesus makin bertambah besar dan bertambah hikmat-Nya dan besar-Nya, dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”Lukas 2:51-52
Istilah kerajaan di dalam kerajaan adalah bermakna sebuah upaya untuk mendirikan sistem kekuasaan di dalam sebuah sistem kekuasaan yang lebih besar. Biasanya perilaku ini dimunculkan oleh figur-figur yang tidak puas dengan sistem kepemimpinan resmi yang ada dan kemudian berusaha mendirikan sistem pengaruh yang sesuai kehendaknya, ambisi atau visinya sendiri. Pada awalnya mereka berpura-pura untuk tetap patuh, meskipun mereka sebenarnya sedang menjalankan agenda mereka sendiri, dan kemudian mencari pengaruh kepada orang lain agar mengikuti mereka dan pada akhirnya lakukan pemberontakan.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini menggambarkan kepada kita bahwa Yesus yang dalam masa muda-Nya telah menunjukkan potensi hebatnya, bahkan kehebatan itu menjadi sesuatu yang dikagumi oleh para Imam. Bahkan saat orang tuanya baru menemukan Yesus yang sempat terhilang, IA justru sempat berkata bahwa diri-Nya sedang mengerjakan rencana Bapa (My Fathers Business), atau seolah-olah Yesus sedang berkata bahwa IA telah memiliki visi dari Tuhan. Tapi alih-alih Yesus menunjukkan kepongahan untuk tetap melakukan agendanya, Yesus justru memutuskan untuk menundukkan dirinya hidup dalam pengasuhan, dan kepemimpinan orang tuanya. Bahkan setelah itu seolah-olah cerita tentang kehebatan Yesus di masa muda “lenyap“. Bahkan saat akan terjadi peristiwa mujizat pertama di Kana, Yesus sempat berkata bahwa waktu-Nya sebenarnya belum tiba, tetapi karena instruksi ibu-Nya, Yesus pun melakukan dengan penuh kepatuhan. Akibat dari sikap penundukan diri tersebut Yesus disebutkan bertumbuh dalam aspek fisik, hikmat (mental), makin dikasihi Allah (spiritual) dan juga makin dikasihi sesama (sosial).
Alkitab pernah mencatat sebuah kisah dari anak Daud yaitu Absalom yang awalnya berusaha menunjukkan perhatian, hikmat dalam menolong masyarakat yang mengalami persoalan. Tapi semua itu dilakukan dengan tujuan mengumpulkan orang-orang untuk mengikuti “hidden agenda“nya yaitu berusaha menjadi raja menggantikan Daud (2 Samuel 15:1-10). Pada akhir dari kisahnya, Absalom bukannya menjadi raja melainkan justru mati di masa mudanya.
Yesus datang dan memberikan diri-Nya untuk menjadi Tuhan atau Penguasa kehidupan kita. IA ingin kita tunduk dalam pemerintahan kerajaan-Nya, janganlah berusaha tetap menjadi raja bagi hidup kita, karena justru bisa berakibat kita alami “kematian rohani“. Anda mengerti? (HA)
Questions :
1. Siapakah yang menjadi Raja di dalam kehidupan Anda?
2. Mengapa Anda harus menjadikan Yesus Raja dalam hidup Anda?
Values :
Jadikan Yesus sebagai Raja dalam hidup Anda, supaya kehidupan Anda berjalan dalam kekekalan-Nya.
*Good Leader always start from good follower (John C. Maxwell)*

28 Januari 2021

Tanggal: 28 Januari 2021

Hari: Kamis



Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 18 : 21-35
Keluaran 19-20
*PARTNER YANG TEPAT*
“Tetapi Yosua bin Nun dan Kaleb bin Yefune, yang termasuk orang-orang yang telah mengintai negeri itu, mengoyakkan pakaiannya, dan berkata kepada segenap umat Israel: "Negeri yang kami lalui untuk diintai itu adalah luar biasa baiknya.” Bilangan 14:6-7
Dalam ilmu sosiologi manusia disebut sebagai mahluk sosial, artinya selama ia hidup maka ia selalu akan hidup bersama dengan sesama manusia. Dimulai dari ruang lingkup paling kecil dan awal, yakni keluarga, lalu beranjak ke pergaulan dengan teman sebaya, sekolah, lingkungan kerja, sampai meningkat kepada bangsa. Kehadiran sesama manusia dapat membantu seseorang bukan hanya untuk membantu memenuhi kebutuhan hidupnya, tapi juga untuk memberikan dukungan dan arahan dalam menentukan arah tujuan hidupnya.
Salah satu kisah yang paling menarik di Alkitab adalah mengenai kedua belas perwakilan dari 12 suku Israel yang dikirim Musa untuk mengintai tanah Kanaan. Dalam Bilangan 13 diceritakan bahwa kesepuluh pengintai memberikan laporan yang busuk sehingga membuat hati banga Israel kecewa bahkan akhirnya memberontak kepada Musa. Sedangkan hanya Kaleb dan Yosua saja yang berusaha menenangkan hati bangsa Israel dengan meyakinkan janji Tuhan untuk mereka.
Dari kisah tersebut terlihat jelas bahwa Kaleb membutuhkan Yosua, demikian pula sebaliknya. Kaleb menjadi partner yang tepat bagi Yosua, dan Yosua pun juga menjadi partner yang tepat bagi Kaleb, sehingga mereka memiliki pernyataan yang sama ketika bangsa Israel mulai gusar akibat berita busuk yang disampaikan oleh kesepuluh pengintai tersebut. Bahkan ketika bangsa Israel mulai bertindak anarkis, Kaleb dan Yosua sama-sama mengoyakkan pakaian mereka sambil berusaha meyakinkan bangsa Israel kepada janji Tuhan. Perbuatan Kaleb dan Yosua menunjukkan bahwa mereka bukan hanya menguatkan diri mereka kepada janji Tuhan, tapi juga menunjukkan bahwa baik Kaleb maupun Yosua sama-sama memberikan dukungan kepada partnernya.
Memang pada akhirnya dari kedua belas pengintai tersebut hanya Kaleb dan Yosua saja yang berhasil masuk dan menikmati tanah Kanaan. Seandainya Kaleb atau Yosua memilih partner dari salah satu kesepuluh pengintai tersebut, saya yakin Kaleb ataupun Yosua pasti juga tidak akan berhasil masuk ke tanah Kanaan. Kaleb telah memilih partner yang tepat, yaitu Yosua, demikian pula Yosua memilih Kaleb sebagai partnernya. Selain kisah mereka ada juga Paulus dengan Barnabas, Priskila dan Akwila, ataupun Lukas dengan Teofilus.
Entah dalam berumah tangga, bersekolah, berusaha, maupun kegiatan yang lainnya, kita jelas membutuhkan sesama manusia sebagai partner, yang bisa saja lebih dari satu orang. Pilihlah partner yang akan membantu Anda untuk selalu tetap berpegang kepada janji dan firman Tuhan. Pilihlah partner yang dalam keadaan apapun siap untuk mengoyakkan pakaiannya dan menyerukan janji Tuhan bersama-sama dengan Anda, sekalipun seluruh dunia menentang Anda. (YMH)
Questions :
1. Mengapa Kaleb dan Yosua disebut sebagai partner yang tepat?
2. Apakah saat ini Anda memiliki partner yang tepat? Bagaimana dampaknya untuk kehidupan Anda?
Values :
Partner yang tepat mampu menolong Anda untuk selalu tetap berpegang kepada janji dan firman Tuhan, sekalipun seluruh dunia menentang Anda.
*“Tell me who your friends, and I will tell you your future.” (Chinesse proverb)*

27 Januari 2021

Tanggal 27 Januari 2021

Hari: Rabu


Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 18:1-20
Keluaran 16-18
*HIDUP BERPEGANG PADA FIRMAN ALLAH*
“Sebab firman Allah hidup dan kuat dan lebih tajam dari pada pedang bermata dua mana pun. Ia menusuk amat dalam hingga memisahkan jiwa dan roh; sendi-sendi dan sumsum; ia sanggup membedakan pertimbangan dan pikiran hati kita.”Ibrani 4:12
Dalam hidup, seringkali kita bingung bagaimana menghadapi persoalan-persoalan yang datang. Saat inilah, kita perlu berpegang kuat pada firman Tuhan. Setiap masalah jawabannya ada di firman Tuhan. Karena itulah, penting sekali untuk selalu membaca alkitab dan merenungkannya.
Dalam Matius 6:33 dikatakan: Carilah dahulu kerajaan Allah, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu. Karena itulah, kita harus tahu apa yang diinginkan Allah karena keinginan-Nya itulah yang akan membawa kita dalam damai sejahtera-Nya. Karena itu, Tuhan Yesus pun mengajarkan doa yang berbunyi: “Bapa kami yang ada di surga, dimuliakanlah namaMu. Datanglah kerajaanMu, terjadilah kehendak-Mu. Di bumi seperti di sorga.”
Satu hal yang selalu coba iblis lakukan adalah membuat kita melupakan identitas kita sebagai anak Allah. Inilah hal yang sering mengganggu kita dalam membangun komunikasi yang baik dengan Tuhan. Iblis selalu mengintimidasi bahwa kita tidak layak dan Tuhan tak mungkin mendengarkan isi hati kita. Padahal, Tuhan tidak begitu. Daud pun menegaskan dalam Mazmur 139:14, “Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan ajaib; ajaib apa yang Kaubuat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya.” Segala kejadian dalam kehidupan kita, dari Tuhan membentuk kita hingga saat ini adalah dahsyat dan ajaib. Jiwa kita perlu dan harus menyadarinya, supaya saat kita membangun keintiman dengan Tuhan akan terbangun dengan mesra dan indah.
Mengetahui kehendak Tuhan amatlah penting. Bagaimana cara mengetahui kehendak Tuhan? Caranya tentu dengan menjaga hubungan dengan Tuhan. Membaca alkitab dan selalu berkomunikasi dengan Tuhan adalah dua hal yang sangat perlu dilakukan. Berkomunikasi di sini bukanlah berdoa panjang lebar dengan kata-kata indah yang dibuat-buat. Komunikasi di sini adalah jujur tentang semua perasaan kita dan jujur membuka semua isi hati kita di hadapan Tuhan. Hubungan ini sama seperti hubungan seorang Bapa terhadap anak. Tentunya, seorang Bapa tidak akan suka melihat anaknya jaim dan cari muka untuk menuntut keinginannya.
Memegang firman Tuhan sangatlah penting untuk kelangsungan kehidupan kita selama di bumi ini. Hal ini juga sebagai pengingat akan janji Tuhan dan supaya hidup kita tetap berjalan dalam rencana Tuhan. Amin. (PF)
Questions :
1. Mengapa kita perlu rajin membaca dan merenungkan firman Tuhan?
2. Bagaimana cara agar firman Tuhan bisa menjadi rhema?
Values :
Firman Tuhan seperti pelita, yang menerangi jalan kita, jadi tanpa firman-Nya, kehidupan kita akan gelap.
*Firman Tuhan seperti peta yang akan membimbing dan menunjukkan arah yang benar dalam menjalani kehidupan.*

26 Januari 2021

Tanggal: 26 Januari 2021

Hari: Selasa 


Bacaan Alkitab Setahun:

Matius 17
Keluaran 14-15
*SYMPHONI*
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya apa yang kamu ikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kamu lepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga. Dan lagi Aku berkata kepadamu: Jika dua orang dari padamu di dunia ini SEPAKAT meminta apapun juga, permintaan mereka itu akan dikabulkan oleh Bapa-Ku yang di sorga.” Matius 18:18-19
Kata sepakat bukan berarti seragam, sepakat adalah berbeda pikiran, berbeda pendapat tetapi disinkronisasi menjadi satu tujuan. Kata sepakat dalam bahasa latin symphonia, di dalam bahasa Yunani Sumphonia. Dari kata inilah muncul kata SYMPHONI yaitu karya musik yang dimainkan secara harmoni oleh banyak pemain musik yang berbeda yang sering kita sebut orkestra.
Kita tahu, tidak mudah untuk menjadi sepakat, tidak mudah menciptakan harmoni, kalau keseragaman mudah, tetapi mencapai keharmonisan tentu sulit dan perlu waktu yang panjang. Sebuah karya symphoni pasti tidak terjadi semalam. Menyatukan berbagai pemain musik dengan berbeda- beda alat musik, perlu kerja sama dan sinkronisasi. Lebih mudah menciptakan dengan keseragaman daripada keharmonisan atau kesepakatan.
Budaya harmoni, perlu digalakkan. Tanpa sadar setiap kita punya kecenderungan individualis. Apa pendapat rasul Paulus tentang hal ini? “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab, jika di antara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? Karena jika yang seorang berkata: "Aku dari golongan Paulus," dan yang lain berkata: "Aku dari golongan Apolos," bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi yang bukan rohani?” (1 Korintus 3:3-4)
Rasul Paulus sangat paham bahwa manusia bersifat individualis dan suka menggolong-golongkan diri, inilah gaya hidup manusiawi dan hidup duniawi. Di dalam Kristus sebenarnya setiap kita bukan lagi manusiawi dan duniawi, kita rohani dan sorgawi. Ketika kita sadar kita adalah manusia rohani, maka iri hati dan perselisihan seharusnya tidak ada lagi. Dan seperti orkestra jika setiap pemain tidak lagi menonjolkan diri sendiri maka akan bisa tercipta karya Symphoni.
Adalah cara sorgawi memakai symphoni/keharmonisan untuk menciptakan karya agung. Pilihlah jalan Anda, jalan manusiawi atau rohani, jalan duniawi atau sorgawi. Pilihan ada di tangan Anda! (DD)
Questions :
1. Menurut anda apakah mudah menciptakan kerja sama secara harmoni ?
2. Apa penyebab kerja sama harmoni susah tercapai?
Values :
Warga Kerajaan seharusnya sadar, tanpa sepakat dan harmoni tak ada campur tangan Tuhan di dalamnya.
*Egois dan ketiadaan rasa saling percaya akan berakibat tak akan pernah tercipta simponi yang indah.*

25 Januari 2021

Tanngal: 25 Januari 2021

Hari: Senin


Bacaan Alkitab Setahun:
Matius 16
Keluaran 12-13
*DISTRACTION*
“Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Mereka akan membual dan menyombongkan diri, mereka akan menjadi pemfitnah, mereka akan berontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama” 2 Timotius 3:1-2
Setidaknya sudah lebih dari sembilan bulan kita sama-sama mengalami kondisi yang tidak ‘normal’ yang diakibatkan oleh pandemi covid-19. Yang tentu saja masa pandemi ini mengakibatkan banyak perubahan dan distraction (gangguan) di dalam hidup kita. Gangguan-gangguan itu terjadi di hampir semua lini kehidupan kita. Banyak dari kita yang mengalami kesulitan ekonomi. Usaha yang tidak profit, gaji yang mengalami pengurangan, atau malahan terkena PHK dari perusahaannya. Dari kondisi ini selanjutnya berimbas kepada persoalan di dalam rumah tangga atau keluarga. Beberapa media bahkan mengabarkan tingginya perceraian selama pandemi ini. Bagi kita orang percaya, jika tidak hidup dipimpin roh bisa-bisa juga mengalami hal yang sama sebab distraction-distraction tersebut.
Distraction yang diijinkan mau tidak mau membuat kita harus memutar otak untuk mendapatkan solusi terbaik. Bagi kita yang percaya firman Tuhan harus tetap mengandalkan-Nya dalam kondisi ini. Tetap menjaga persekutuan dengan-Nya melalui doa-doa pribadi, mezbah keluarga, ataupun juga persekutuan bersama saudara-saudara seiman lainnya, yang tentu saja dilakukannya dengan cara ‘on line’, seperti zoom meeting (komsel dengan aplikasi zoom). Dan yang paling penting adalah masihkah kita mau peduli kepada orang-orang di sekitar kita yang mungkin juga butuh support dari kita?
Setidaknya ada beberapa hal yang bisa kita pelajari dari kondisi ‘distraction’ selama pandemi ini. Kita dituntut untuk berbenah, berimprovisasi, inovatif, lebih kreatif lagi supaya kehidupan ini mampu dijalani dengan baik. Di sisi lain, Tuhan memberikan ‘ladang’ baru bagi setiap kita warga Kerajaan-Nya untuk tampil beda dan menjadi berkat bagi sekitarnya. Pandemi ini memang membuat kondisi kita menjadi tidak menentu, tidak sesuai dengan rencana-rencana yang sudah kita persiapkan sebelumnya. Tetapi kita harus tetap optimis dan yakin bahwa Dia akan terus memimpin kehidupan kita.
Alkitab berkata di hari-hari terakhir akan datang masa sukar, di mana manusia akan semakin mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang. Tuhan taruh kita di manapun kita berada saat ini untuk menjadi terang dan berkat bagi orang-orang di sekeliling kita, apapun kondisi kita. Mari tetap berusaha untuk saling peduli dan saling support satu dengan yang lain di tengah kondisi yang mungkin kita juga tidak sedang baik. Tetap andalkan Tuhan, dan selalu luangkan waktu untuk bersekutu dengan-Nya. Tuhan Yesus memberkati. (VL)
Questions :
1. Distraction apa yang Anda alami saat pandemi ini, bagaimana Anda mengatasinya?
2. Apakah Anda tetap percaya dan optimis bahwa Tuhan akan selalu memimpin hidup Anda meskipun kondisi serba tidak menentu?
Values :
Tuhan taruh kita di manapun kita berada saat ini untuk menjadi terang dan berkat bagi orang-orang di sekeliling kita, apapun kondisi kita
*Tuhan memanggil kita untuk menjadi garam dan terang di segala kondisi, termasuk jika kondisi kita sedang tidak baik sekalipun.*

24 Januari 2021

Tanggal: 24 Januari 2021 

Hari: Minggu


Bacaan Alkitab Setahun


Matius 15:21-39
Keluaran 9-11
*BANYAK MAUNYA*
“Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga, karena tak ada pekerjaan, pertimbangan, pengetahuan dan hikmat dalam dunia orang mati, ke mana engkau akan pergi.”Pengkhotbah 9:10
Setiap orang normal pasti memiliki keinginan atau kerinduan akan sesuatu dalam hidupnya. Namun tak semua orang menyadari bahwa segala sesuatu dapat kita miliki. Ada orang yang dapat memiliki dan menikmati kerinduannya. Ada orang yang dapat menikmati kerinduannya sekalipun tanpa harus memiliki. Ada yang memiliki kerinduannya namun sayangnya tak dapat menikmatinya. Namun ada juga orang yang tak dapat memiliki dan tak dapat menikmati kerinduannya. Oleh sebab itu kita belajar untuk menyelidiki diri kita masing-masing apakah diri kita termasuk banyak maunya.
Yang pertama, belajar bersyukur kepada TUHAN. Sesungguhnya ada sebagian orang yang banyak maunya. Ia mau menjadi kaya raya luar biasa, padahal menurut orang lain ia sudah cukup kaya dan banyak orang sebenarnya ingin memiliki kekayaannya. Ada orang yang mau mengerjakan semua hal yang ditemui oleh tangannya. Jujur saja, apa yang sebenarnya dapat kita kerjakan dari semua yang ditemui oleh tangan kita? sebenarnya hal ini bukan berarti kita harus mengerjakan semua hal yang ditemui tangan kita. Ada hal tertentu yang harus kita kerjakan sendiri, namun ada hal lain yang harus kita delegasikan kepada orang-orang yang kita berikan kepercayaan untuk mengerjakannya. Oleh sebab itu mari kita belajar untuk mengucap syukur kepada TUHAN atas segala berkat-berkat-NYA kepada kita dan mengucap syukur atas kepercayaan TUHAN kepada kita.
Yang kedua, belajar melakukan dengan sungguh-sungguh. Arti dari 'Segala sesuatu yang dijumpai tanganmu untuk dikerjakan, kerjakanlah itu sekuat tenaga' sebenarnya adalah mendorong kita bekerja dan melayani dengan sungguh-sungguh dan terbaik. Jadi selama kita masih kuat dan mampu, mari kita belajar untuk bekerja dan melayani dengan lebih maksimal. Mari jangan main-main dengan waktu kita, sebab waktu yang kita miliki adalah kepercayaan yang TUHAN berikan kepada kita. Mari kita bekerja dan melayani dengan lebih kreatif dan efektif lagi. Jika kita pernah bekerja dan melayani dengan tidak serius, inilah saatnya kita berubah untuk berbuah lebat dan manis. Jangan hanya banyak maunya namun ternyata tak diimbangi dengan kemauan untuk bekerja dan melayani yang serius dan terbaik.
Yang ketiga, belajar berbagi dengan orang lain. Belajar berbagi dapat dilakukan dengan sinergi dan delegasi. Kita dapat bersinergi dengan orang-orang yang terbaik di bidang pekerjaan dan pelayanan masing-masing demi tercapainya tujuan-tujuan yang luar biasa. Kita dapat mendelegasikan hal-hal khusus kepada orang yang kita percayai agar pekerjaan dan pelayanan kita menjadi semakin maksimal. Mari kita hidup bukan menjadi banyak maunya namun mau bekerja dan melayani dengan maksimal. (DW)
Questions :
1. Apakah pandangan anda tentang orang yang 'BANYAK MAUNYA'?
2. Mengapa orang yang 'BANYAK MAUNYA' sering kurang bersyukur, bekerja asal-asalan dan cenderung egois?
Values :
Seorang warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau bersyukur dalam segala keadaan, serius bekerja dan hidup berbagi dengan komunitasnya.
*Orang yang banyak maunya seringkali tidak diimbangi dengan kemampuan yang mumpuni.*

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...