31 Maret 2021

 

IDENTITAS INSAN PENTAKOSTA

Tahun 2021 adalah Tahun Integritas ‘The Year of Integrity’. Menurut Westminster Dictionary of Theological Terms, 'Integritas' adalah istilah teologis untuk menunjukkan kemurnian dan kejujuran sebagaimana manusia diciptakan dalam rupa dan gambar Allah.
Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka gambar dan rupa Allah itu menjadi rusak. Pada saat kita menjadi orang percaya melalui proses pengudusan atau sanctification, gambar dan rupa Allah dikembalikan lagi yaitu menjadi serupa dengan gambar Yesus.
Oleh karena itu, kita harus mau diproses oleh Allah. Panutan kita untuk menjadi orang yang berintegritas adalah Tuhan Yesus, sebab Dialah ‘The Man of Integrity’.
Dalam Matius 22:16, tertulis bahwa sekalipun ahli Taurat dan orang Farisi berniat menjerat Tuhan Yesus, ternyata tanpa disadari mereka justru mengakui integritas Tuhan Yesus dengan berkata:

“Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapa pun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.”

Kata ‘seorang yang jujur’ dalam terjemahan New International Version (NIV) menggunakan kata man of integrity atau orang yang berintegritas.

CIRI-CIRI ORANG YANG BERINTEGRITAS

  1. Selaras dengan Pikiran Tuhan
    Apa yang ada di dalam hatinya, pikirannya, yang diucapkannya dan yang dilakukannya, itu sama, dan selaras dengan pikiran Tuhan.

  2. Mengasihi dan Takut akan Tuhan
    Dan Tuhan memberikan berkat kepada orang yang berintegritas seperti yang terdapat dalam Mazmur 25:12-14 yang berkata:

    “Siapakah orang yang takut akan Tuhan? Kepadanya Tuhan menunjukkan jalan yang harus dipilihnya. Orang itu sendiri akan menetap dalam kebahagiaan dan anak cucunya akan mewarisi bumi. Tuhan bergaul karib dengan orang yang takut akan Dia, dan perjanjian-Nya diberitahukan-Nya kepada mereka."

    Haleluya!!

  3. Bukan seperti Ahli-ahli Taurat dan Orang Farisi
    Dalam Matius 23:1-36, Tuhan Yesus berkata:

    “Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi telah menduduki kursi Musa. Sebab itu turutilah dan lakukanlah segala sesuatu yang mereka ajarkan kepadamu, tetapi janganlah kamu turuti perbuatan-perbuatan mereka, karena mereka mengajarkannya tetapi tidak melakukannya.”

    Tuhan Yesus berkata bahwa ahli Taurat dan orang Farisi adalah orang yang munafik; di sebelah luar mereka tampaknya benar di mata orang, tetapi di sebelah dalam mereka penuh kemunafikan dan kedurjanaan. Tuhan Yesus berkata kepada ahli Taurat dan orang Farisi:

    “Hai kamu ular-ular, hai kamu keturunan ular beludak! Bagaimanakah mungkin kamu dapat meluputkan diri dari hukuman neraka?”

    Saya mengingatkan pada kita semua, terutama kepada para pengkotbah dan para guru, dan juga para pengajar; kalau Saudara mengajarkan kebenaran Firman Tuhan dan itu belum Saudara lakukan, lebih baik dengan jujur diakui!
    Tahun 2021 menurut kalender Ibrani adalah tahun 5781 yang disebut juga sebagai tahun ‘Pey Aleph’, artinya 81. ‘Pey’ atau angka 80 menggambarkan sebuah mulut. Tuhan Yesus mengingatkan kita:

    “Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap kata sia-sia yang diucapkan orang harus dipertanggungjawabkannya pada hari penghakiman. Karena menurut ucapanmu engkau akan dibenarkan dan menurut ucapanmu pula engkau akan dihukum.”
    Matius 12:36-37

    Salah satu arti dari kata 'sia-sia' adalah berdusta. Kalau kita mengajarkan kebenaran, tetapi kita sendiri tidak melakukannya, itu sama saja dengan berdusta.

    Amsal 6:16-17 berkata:
    "Enam perkara ini yang dibenci TUHAN, bahkan, tujuh perkara yang menjadi kekejian bagi hati-Nya: mata sombong, lidah dusta, tangan yang menumpahkan darah orang yang tidak bersalah."

    Amsal 11:1 berkata, “Neraca serong adalah kekejian bagi Tuhan, tetapi Ia berkenan akan batu timbangan yang tepat.”

    Neraca serong bisa diartikan sebagai berdusta. Dan itu merupakan kekejian bagi Tuhan.

    Yakobus 2:17 berkata: "Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati."

    Jadi kalau kita percaya kebenaran firman Tuhan, kita perkatakan, tetapi tidak dilakukan, pada hakekatnya mati. Dan itu dilakukan oleh orang yang tidak berintegritas. Karena itu, saya mengajak Saudara agar kita semua menjadi orang yang berintegritas.

    Mazmur 15:1 berkata,
    “Tuhan, siapakah yang boleh menumpang dalam kemah-Mu? Siapa yang boleh diam di gunung-Mu yang kudus?

    Salah satu syaratnya adalah seperti yang terdapat dalam Mazmur 15:4b, yang diperuntukkan bagi orang yang berpegang pada sumpah meskipun rugi.

  4. Tetap Perpegang pada Sumpah Meskipun Rugi
    Seorang yang berintegritas biasanya oleh kebanyakan orang dunia dianggap sebagai orang yang bodoh, sok suci, sok jujur, sehingga mengalami banyak ‘kerugian’. Kebanyakan orang dunia meskipun sudah berjanji atau bersumpah, tetapi kalau mereka menderita kerugian, mereka akan berbalik, dan dengan segala macam cara akan mencari jalan supaya tidak merugi. Jadi hati-hati! Jangan sampai Saudara terpancing atau tergoda melakukan hal-hal seperti itu.

  5. Melakukan Seperti yang Daud Lakukan
    Dalam Mazmur 26:1-3, Daud berkata:

    "Berilah keadilan kepadaku, ya Tuhan, sebab aku telah hidup dalam ketulusan; kepada Tuhan aku percaya dengan tidak ragu-ragu. Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku; selidikilah batinku dan hatiku. Sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu dan aku hidup dalam kebenaran-Mu."

    Daud bukan orang yang sempurna secara moral, tetapi Alkitab mencatat bahwa kehidupannya mencontohkan karakter yang dewasa, tulus dan jujur di hadapan Tuhan. Jadi Daud adalah orang yang berintegritas. Daud berani berkata kepada Tuhan:

    "Ujilah aku, ya Tuhan, dan cobalah aku. Selidikilah batinku dan hatiku sebab mataku tertuju pada kasih setia-Mu dan aku hidup dalam kebenaran-Mu.”

    Saya teringat di awal pelayanan saya, Tuhan memberikan sebuah lagu kepada saya tentang 'ujilah aku'.

    Nyanyi:

    Ujilah aku Tuhan
    Cobalah aku Tuhan
    Selidiki batinku dan hatiku
    Mataku tertuju pada-Mu

    Aku cinta pada-Mu Tuhan
    Aku rindu hadirat-Mu Tuhan
    Aku ingin selalu dekat pada-Mu
    Menikmati kehadiran-Mu

    Reff:
    Ku nyanyi hosana
    Bagi rajaku yang duduk di tahta
    Aku muliakan dan kuagungkan
    Kau layak disembah

    Waktu saya mulai menyanyikan lagu ini dan CD nya mulai beredar, saya menuai banyak kritik dari hamba-hamba Tuhan yang menjadi senior saya. Mereka berkata: “Kok berani-beraninya Niko menyanyi seperti itu.” Saya berkata: “Bukankah ini ada di Alkitab, yang dinyanyikan oleh Daud.”
    Tetapi mereka tetap tidak bisa menerimanya. Terus terang saya kaget. Saya tidak pernah berpikir bahwa beliau-beliau itu mempunyai pikiran seperti itu. Saya menyanyikan lagu ini dengan satu pengertian bahwa saya siap diuji oleh Tuhan dan itu saya lakukan sejak awal pelayanan saya.
    Mungkin ada di antara Saudara yang tidak berani menyanyikan lagu ini. Saya pernah mendengar ada yang berkata: “Itu kan Pak Niko yang berani, kalau saya sih belum berani.” Saya hanya akan mengingatkan kepada Saudara bahwa Tuhan Yesus menghendaki agar kita hidup sebagai seorang yang berintegritas, seorang yang hidupnya jujur dan tulus di hadapan Tuhan. Mari, saya mau ajak Saudara untuk menyanyikan lagu ini

  6. Meyakini, Memperkatakan dan Melakukan Iman Kristiani yang Dia Percayai
    Sejak tahun 2018, melalui nubuatan Cindy Jacobs, Tuhan menunjuk gereja kita sebagai Messenger dari Pentakosta Ketiga. Saya percaya kita ditunjuk menjadi Messenger atau utusan Tuhan untuk Pentakosta Ketiga karena kita adalah Insan Pentakosta.
    Sebagai orang yang berintegritas, maka kita akan memperkatakan dan melakukan apa yang kita percayai, yaitu apa yang ada di dalam hati dan pikiran kita. Jadi kita akan berkata-kata dan melakukan sesuatu sebagai Insan Pentakosta. Karena itu kita harus mengenal Identitas sebagai Insan Pentakosta.

LIMA PILAR TEOLOGI PENTAKOSTA
Dari zaman Azusa Street yang disebutkan sebagai Pentakosta Kedua sampai dengan saat ini, bahwa kegerakan Pentakosta secara garis besarnya terdiri dari 3 grup besar.
  1. Pentakosta Klasik.
  2. Karismatik.
  3. Neo-Karismatik

Jumlah total umat dari 3 grup ini menurut survey di tahun 2019, ada 698 juta orang, yang berarti sekitar 27% dari total kekristenan dunia.
Sinode Gereja Bethel Indonesia (GBI) di mana gereja kita termasuk di dalamnya, adalah grup Pentakosta Klasik, seperti yang terlihat dalam Pengakuan Iman GBI. Ciri khas dari Pentakosta Klasik adalah Doktrin Baptisan Roh Kudus, dengan Lima Pilar Teologi Pentakosta yaitu:

  1. Keselamatan
    Sejak sebelum dunia ini dijadikan, Allah berinisiatif menyediakan keselamatan bagi semua orang (Efesus 1:4). Allah memanggil kita kepada keselamatan melalui Injil, dan kita menerima kasih karunia-Nya secara gratis melalui respon iman kita. Keselamatan yang diberikan kepada kita bukan karena usaha kita, tetapi karena pemberian Allah, karena itu jangan ada yang memegahkan diri. (Efesus 2:8-9)
    Pada waktu kita percaya kepada Tuhan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat kita, kita bertobat dan mengalami kelahiran baru. Kelahiran baru adalah awal perjalanan rohani kita di dalam Kristus. Ini yang disebut sebagai proses pembenaran atau justification.

  2. Kekudusan
    Selanjutnya kita masuk ke dalam proses kedua, yaitu pengudusan atau sanctification. Dalam proses ini, kita dikuduskan terus menerus oleh Roh Kudus dan Firman Allah; disertai proses-proses yang menyakitkan bagi kedagingan kita. Dan goal daripada proses pengudusan ini adalah untuk menjadikan kita menjadi serupa dengan gambar Yesus.

  3. Baptisan Roh Kudus
    Tuhan Yesus begitu baik kepada kita sebagai anak-anak-Nya. Supaya kita lulus dalam proses pengudusan atau sanctification ini, maka Tuhan Yesus membaptis kita dengan Roh Kudus dengan tanda awal berbahasa roh.

  4. Kesembuhan Ilahi
    Selain itu, sebagai penyembuh atau pembuat mujizat, Tuhan Yesus selalu siap untuk memberikan kesembuhan dan mujizat kepada kita yang membutuhkan, yang sedang berada dalam proses pengudusan atau sanctification.

    Nyanyi:

    Kaulah Tuhan penyembuhku
    Kaulah Tuhan penyembuh
    Kau berfirman dan sembuhkan
    Kaulah Tuhan penyembuh

  5. Kedatangan Tuhan Yesus untuk Kali yang Kedua dengan Segera
    Proses terakhir dari proses keselamatan ini adalah proses glorification atau proses pemuliaan, dimana orang percaya yang menjadi serupa dengan gambar Yesus akan ikut dalam pengangkatan pada waktu Tuhan Yesus datang yang kedua kalinya di awan-awan. Kita percaya kedatangan Tuhan Yesus itu secara tiba-tiba, dan dengan segera.
    Kita diingatkan melalui Filipi 2:12-13 yang berkata:

    “…kerjakanlah keselamatanmu dengan takut dan gentar, …karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya.”

Baptisan Roh Kudus adalah bagian yang paling penting dari Lima Pilar Teologi Pentakosta yang sekaligus menjadi bagian sentral dari seluruh pengajaran Insan Pentakosta. Kita percaya bahwa setiap orang percaya yang telah disucikan hatinya dapat mengalami baptisan Roh Kudus ini dengan tanda awal berbahasa roh. Tujuan dari baptisan Roh Kudus adalah agar pengurapan di dalam pelayanan lebih maksimal. Karena baptisan Roh Kudus ini memiliki 2 fungsi; yaitu supaya kita lebih intim dengan Tuhan Yesus, dan akan memberikan kuasa untuk menyelesaikan Amanat Agung. Dalam Matius 12:31-32, Tuhan Yesus berkata,

“Sebab itu Aku berkata kepadamu: Segala dosa dan hujat manusia akan diampuni, tetapi hujat terhadap Roh Kudus tidak akan diampuni. Apabila seorang mengucapkan sesuatu menentang Anak Manusia, ia akan diampuni, tetapi jika ia menentang Roh Kudus, ia tidak akan diampuni, di dunia ini tidak, dan di dunia yang akan datang pun tidak.”

‘Menentang’ dan ‘menghujat Roh Kudus’ di sini juga bisa berarti menentang dan menghujat bahasa roh. Jadi, kalau ada yang tidak percaya dengan bahasa roh jangan menghujat, jangan menentang, lebih baik banyak berdoa. Sekarang ada orang yang membuat bahasa roh sebagai bahan lelucon supaya orang tertawa. Saya hanya akan mengingatkan kepada Saudara yang melakukan seperti ini, supaya Saudara bertobat dan minta ampun kepada Tuhan.
Roh Kudus yang dicurahkan di kamar loteng Yerusalem 2000 tahun yang lalu itu adalah untuk memberikan kuasa untuk melakukan Amanat Agung. Ini disebut sebagai Pentakosta Pertama. Pentakosta Pertama ini dahsyat, sebab dalam kurun waktu 100 tahun, 70% dari dunia yang dikenal waktu itu, yaitu yang berada di bawah kekaisaran Romawi menjadi Kristen. Pertanyaannya: Apakah Amanat Agung sudah selesai? Jawabannya: Belum!
Karena itu pada tahun 1906, kembali Roh Kudus dicurahkan di Azusa Street yang disebutkan sebagai Pentakosta Kedua. Pentakosta Kedua ini dahsyat sebab menurut Gordon Conwell Theological Seminary, 77,9 % dari kekristenan yang ada pada saat ini dimulai dari awal abad 20, yang berarti ini dimulai dari peristiwa pencurahan Roh Kudus di Azusa Street atau Pentakosta Kedua. Pertanyaannya: Apakah Amanat Agung sudah selesai? Jawabannya: Belum! Karena itu hari-hari ini Roh Kudus yang jauh lebih dahsyat dibandingkan Azusa Street sudah dicurahkan dan ini yang disebut dengan Pentakosta Ketiga. Dan saya percaya dengan Pentakosta Ketiga ini Amanat Agung akan selesai dan Tuhan Yesus akan datang kembali.
Mari, Saudara yang rindu dipakai oleh Tuhan untuk menyelesaikan Amanat Agung, kita sama-sama berkata kepada Tuhan: “Curahkan Roh Kudus-Mu, ya Tuhan, api Pentakosta Ketiga, supaya kami menyelesaikan Amanat Agung Tuhan Yesus.” Maranatha! Datanglah segera, ya Tuhan Yesus!

Nyanyi:

Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi di tempat ini
Curahkanlah kuasa-Mu Tuhan
Mujizat terjadi sekarang ini

 

๐Ÿ‡ฐ ๐Ÿ‡ฎ ๐Ÿ‡ณ ๐Ÿ‡ฌ '๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ผ ๐Ÿ‡ด ๐Ÿ‡ท ๐Ÿ‡ฉ
Tanggal: 31 Maret 2021
Hari: Rabu


Bacaan Alkitab Setahun:
Kis 26
Hak 9-10

Via Audio:

*KAMU TIDAK TAHU APA YANG KAMU MINTA*

“Lalu kata mereka: "Perkenankanlah kami duduk dalam kemuliaan-Mu kelak, yang seorang lagi di sebelah kanan-Mu dan yang seorang di sebelah kiri-Mu.” Tetapi kata Yesus kepada mereka: "Kamu tidak tahu apa yang kamu minta. Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?" Markus 10:37-38
Sebagai orang tua kita mungkin pernah menerima permintaan dari anak kita, misalnya mereka meminta dibelikan motor padahal usia mereka masih di bawah umur. Permintaan seorang anak hanya mempertimbangkan kesenangan tanpa bisa berpikir tanggung jawab yang diakibatkan dari permintaan itu.
Secara praktek, selain anak anda, banyak juga orang yang punya sikap seperti murid Yesus, Yohanes dan Yakobus anak-anak Zebedius. Seperti ayat bacaan hari ini, mereka berharap mendapatkan kehidupan yang lebih mulia, kehidupan yang nyaman dan menguntungkan, yaitu hidup mendapat fasilitas VIP atas dasar pemberian, bukan usaha. Permintaan yang sebenarnya tidak etis dan kurang ajar yaitu meminta posisi elit dan terhormat, duduk di sebelah kiri kanan Yesus di dalam kemuliaan. Sebuah permintaan yang bukan main-main, meminta kedudukan atau kekuasaan, tanpa memahami tanggung jawab.
Atas permintaan Yohanes dan Yakobus, Yesus tidak secara langsung menolak permintaan mereka tetapi secara terus terang memberitahu kenaifan mereka dan juga memberi tahu konsekuensi berat dari posisi mulia atau kekuasaan. Yaitu apakah mereka siap untuk berkorban secara total, Yesus menegaskan “kamu tidak tahu apa yang kamu minta, dapatkah engkau minum cawan yang harus kuminum?”. Presiden Amerika Serikat Abraham Lincoln pernah berkata; “jika ingin mengetahui karakter seseorang berikan dia kekuasaan”. Karakter terbentuk dari konsisten dan tetap bertanggung jawab dalam masa sulit. Jika seseorang dalam masa hidupnya selalu menghindari kesulitan atau tanggung jawab maka dapat dipastikan ia tak mungkin dapat bertanggung jawab saat didudukkan pada posisi di puncak kekuasaan.
Saat di posisi puncak otomatis ia tak akan “memberdayakan” bawahannya tetapi justru akan “memperdayakan” bawahannya. Dalam ungkapan bahasa Jawa “koyo Petruk dadi ratu“. Yaitu bersikap semena-mena dan otoriter saat mendapatkan kekekuasaan. Itulah naluri asli manusia yang tak mungkin disembunyikan saat mendapat kekuasaan. Lalu apakah kita tak boleh bermimpi mempunyai kekuasaan?
Pelajaran yang terpenting yang harus kita renungkan, bukanlah bagaimana caranya mendapat kekuasaan tetapi sudahkah kita belajar menikmati cawan penderitaan seperti yang Yesus minum?
Sudahkah kita rela menjadi pelayan dan berkorban bagi orang lain? Saya bisa mendengar dengan jelas suara Yesus Sang Guru di telinga saya “Kamu tidak tahu apa yang kamu minta“. (DD)
Questions:
1. Benarkah untuk menguji karakter seseorang bisa kita lihat jika orang tersebut diberi kekuasaan?
2. Pelajaran apa yang anda dapatkan dari renungan diatas?
Values:
Setiap warga Kerajaan harusnya sadar melayani adalah fokus utamanya bukan berkuasa.
*Kekuasaan cara dunia didapat dari menaklukkan, kekuasaan cara sorga didapat dari melayani.*

30 Maret 2021

 

๐Ÿ‡ฐ ๐Ÿ‡ฎ ๐Ÿ‡ณ ๐Ÿ‡ฌ '๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ผ ๐Ÿ‡ด ๐Ÿ‡ท ๐Ÿ‡ฉ
Tanggal: 30 Maret 2021
Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:
Kis 25
Hak 7-8

*UJIAN ORANG PERCAYA*

“Sesudah berbagai peristiwa itu, Allah menguji Abraham dan berkata kepadanya, “Abraham!” Abraham menjawab, “Ini aku!” Dia berfirman, “Bawalah Ishak, anakmu satu-satunya, yang kaukasihi itu, ke tanah Moria. Lalu, persembahkanlah dia di sana sebagai kurban bakaran di salah satu gunung yang akan Kutunjukkan kepadamu.”Kejadian 22:1-2 (AYT)
Tentunya kita tahu dan sering kali mendengar kisah tentang Abraham yang diuji untuk mengorbankan anaknya. Semua ujian mempunyai tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas dari seseorang. Itulah tujuan Allah menguji. Namun jika iblis menguji konotasinya adalah negatif karena iblis menguji untuk menghancurkan seseorang.
Ujian yang dihadapi oleh Abraham ini sebenarnya mirip dengan apa yang dilakukan oleh Bapa di sorga. Kalau Abraham memberikan anaknya dan tidak segan-segan memberikan Ishak sebagai korban, begitu juga dengan Bapa di sorga yang tidak segan memberikan Yesus Kristus untuk mati buat kita. Petrus pernah menuliskan suratnya seperti ini: “Saudara-saudara yang kukasihi, janganlah terkejut dengan api pencobaan yang datang untuk menguji kamu, seolah-olah sesuatu yang aneh terjadi atas kamu” (1 Petrus 4:12 - AYT). Semua ujian memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas, kesetiaan, iman, dan loyalitas kita. Bagaimana kita diuji? Ujian itu pada prinsipnya ada 2 macam.
Yang pertama adalah ujian iman kita sebagai pengikut Kristus. Dunia bermusuhan dengan kita sebab kita bukan dari dunia ini. Dunia menganggap bahwa kita adalah musuh yang harus dihancurkan. Jadi jangan heran kalau kita mengalami olokan sampai ancaman kematian oleh karena nama Kristus.
Dan kedua kita diuji melalui berbagai masalah dan persoalan apakah kita masih tetap tangguh dan percaya kepada Allah yang menyertai kita. Jadi jangan berpikiran bahwa perjalanan orang kristen itu selalu melewati jalan tol. Justru yang dilewati adalah jalan yang berkerikil, berbatu, banyak lubang dan bukan jalan yang mudah. Hati-hatilah dengan mereka yang mengaku hamba Tuhan besar namun mengajarkan kemakmuran tanpa ada salib di dalamnya. Sebab mereka mengutip ayat yang sama dengan kitab kita dan menyanyikan lagu rohani yang sama dengan kita. Kesaksian mereka sangat bombastis untuk meraih simpati. Namun jika bukan salib Kristus yang diajarkan, jauhilah mereka! Kiranya oleh anugerah Tuhan kualitas iman kita dapat dibuktikan ketangguhannya melalui berbagai ujian. Amin (DH)
Questions:
1. Mengapa hidup kita harus memikul salib?
2. Menurut Anda apakah sebagai pengikut Kristus akan hidup dalam kemakmuran materi? Diskusikan.
Values:
Semua ujian memiliki tujuan yang sama yaitu untuk menunjukkan kualitas, kesetiaan, iman, dan loyalitas kita kepada-Nya.
*Ujian mendahului tropi kemenangan.*

29 Maret 2021

 

๐Ÿ‡ฐ ๐Ÿ‡ฎ ๐Ÿ‡ณ ๐Ÿ‡ฌ '๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ผ ๐Ÿ‡ด ๐Ÿ‡ท ๐Ÿ‡ฉ
Tanggal: 29 Maret 2021
Hari: Senin
Bacaan Alkitab Setahun:
Kis 24
Hak 4-6

Via Audio:

*JARING TUHAN*

“Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.”Roma 8:28
Masa pandemi ini membuat kita lebih banyak berada di rumah, dan untuk mengisi waktu selama di rumah, maka muncullah hobi-hobi baru yang salah satunya adalah memelihara ikan. Salah satu ikan yang sedang viral selama pandemi ini adalah ikan cupang. Beberapa rutinitas dalam memelihara ikan yang biasa dilakukan antara lain memberi makan tiap pagi dan sore, sesekali menjemur ikan di bawah sinar matahari selama beberapa menit, memastikan air dalam kondisi yang baik untuk ikan, baik itu suhu, PH dan kebersihan air.
Air di kolam/akuarium mudah kotor karena sisa makanan dan kotoran dari ikan, oleh karena itu kita perlu mengganti air secara berkala agar ikan tidak menjadi stress dan sakit karena kondisi air yang sudah tidak baik untuk ikan tersebut. Untuk membersihkan air kolam tersebut, terkadang kita perlu mengurasnya. Untuk itu kita perlu memindahkan ikan peliharaan kita ke tempat lain dengan cara dijaring.
Pernahkah anda memperhatikan reaksi ikan ketika mereka akan dijaring? Mereka akan berenang ke sana kemari berusaha menghindar tertangkap oleh jaring. ketika ikan tersebut berhasil terjaring, dan diangkat keluar dari air untuk dipindahkan, reaksi alami ikan tersebut akan “klepek-klepek”, “megap-megap”. Bahkan ada yang berusaha melompat keluar dari jaring untuk kembali ke air, dan terkadang dari yg berhasil melompat keluar dari jaring, berakhir dengan ikan tersebut malah mati karena kehabisan oksigen karena jatuh ke tanah. Padahal tujuan mereka dipindahkan adalah untuk kebaikan ikan itu sendiri.
Apakah kita sedang dalam kondisi ‘megap-megap’ atau ‘klepek-klepek’ saat ini akibat dari pandemi ini atau sebab lainnya? Mungkin Tuhan sedang mengangkat dan memindahkan kita ke tempat lain yang lebih baik untuk kita. Dan proses tersebut pastinya tidak akan nyaman untuk kita karena kita harus mengalami perubahan dan ketidakpastian. Reaksi kita mungkin bisa marah, stress, frustrasi, atau bahkan ada dari kita yang memilih untuk melompat keluar dari jaring Tuhan yang malah bisa berakibat celaka buat kita. Tapi Tuhan tahu dengan sangat jelas ke mana Dia mau membawa kita dan Dia tahu tempat itu akan lebih baik bagi kita. Yang perlu kita lakukan adalah tetap berusaha percaya bahwa Tuhan sedang menjaring kita untuk dibawa ke keadaan dan tempat yang lebih baik dari yang sudah ada sekarang. Anda percaya? Tuhan memberkati. (VL)
Questions :
1. Bagaimana keadaan Anda selama pandemi ini? Apakah Anda tetap bersyukur dan percaya bahwa Tuhan akan selalu memelihara Anda?
2. Apakah Tuhan sedang menjaring Anda untuk hal yang jauh lebih baik dari kondisi Anda saat ini?
Values:
Tuhan tahu dengan jelas keadaan kita, jika Dia sedang menjaring kita, percayalah Dia ingin keadaan kita jauh lebih baik dari sebelumnya.
*Percayakan kehidupan ini sepenuhnya kepada Sang Pemberi hidup, apapun yang sedang Dia kerjakan terhadap diri kita pastinya membawa kebaikan.*

28 Maret 2021

 

๐Ÿ‡ฐ ๐Ÿ‡ฎ ๐Ÿ‡ณ ๐Ÿ‡ฌ '๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ผ ๐Ÿ‡ด ๐Ÿ‡ท ๐Ÿ‡ฉ
Tanggal: 28 Maret 2021
Hari: Minggu

Bacaan Alkitab Setahun:
Kis 23:12-35
Hak 1-3


*ORANG KUAT SELALU PUNYA PENGHARAPAN*

“Tetapi siapa yang termasuk orang hidup mempunyai harapan, karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati.” Pengkhotbah 9:4
Beberapa waktu yang lalu, sekali lagi saya mendengar berita tentang peristiwa bunuh diri di rel kereta api. Seorang pemuda sengaja tidur di tengah rel kereta saat kereta api hendak melintas. Mungkin bagi sebagian orang kejadian itu sudah biasa, tapi bagi sebagian orang kejadian itu tetap menjadi hal yang mengejutkan.
Menjalani hidup akhir-akhir ini memang butuh perjuangan ekstra. Tantangan yang semakin berat memaksa kita berpikir keras serta memutar otak untuk menyiasatinya. Tidak sedikit yang sudah berguguran di tengah jalan dengan memilih 'berani mati' daripada dengan kepala tegak berani menantang hidup ini.
Sekilas jika membaca tulisan Salomo dalam Pengkhotbah, segala sesuatu dalam hidup tidak ada gunanya. Jika tidak berhati-hati pernyataannya bisa disalah mengerti. Ia seakan sampai pada kesimpulan bahwa hidup itu sia-sia. Segala sesuatu yang ada di bawah matahari tidak ada gunanya. Nasib semua orang sama: berakhir di liang kubur. Jika hanya membaca sampai di sini, orang bisa putus asa.
Tetapi Pengkhotbah 9:4 menawarkan sebuah harapan. Orang yang “hidup” mempunyai harapan. Harapan seperti apakah yang ditawarkan? Jika menilik frasa 'makanlah rotimu' dan 'minumlah anggurmu' (Pengkhotbah 9:7), ternyata Tuhan mengaruniakan hidup yang BISA DINIKMATI. Hasil usaha yang kita kerjakan adalah karunia-Nya untuk dinikmati. Meski demikian ada batas yang digariskan Tuhan agar hal menikmati hidup ini tidak justru mengarah ke jurang hedonisme (hidup untuk bersenang-senang). Itu sebabnya Tuhan membatasinya dengan sebuah tanggung jawab: mengerjakan segala yang dijumpai tangan kita dengan penuh tanggung jawab. Dalam kehidupan pasti Tuhan memberikan sesuatu yang bisa kita nikmati, tidak melulu tantangan dan perjuangan. Berkat selalu diberikan supaya kita tetap bersemangat.
Manusia tanpa pengharapan sama dengan orang yang hidup dalam kematian. Sama seperti percobaan seekor tikus yang harus berenang di ember namun lampu dimatikan pasti akan lebih cepat mati dibanding yang berenang dalam keadaan lampu menyala. Sebab saat lampu menyala ia tetap bisa melihat pinggiran ember dan terus berjuang menggapainya. Namun jika lampu dimatikan, ia tidak mampu melihat pinggiran ember dan akhirnya putus asa untuk terus berjuang. Bagaimana dengan Anda, punyakah pengharapan di dalam Tuhan? Be Strong! (JB)
Questions:
1. Menurut Anda lebih baik mana, 'berani mati' atau 'berani hidup'? Jelaskan
2.Menurut Anda apa pentingnya memiliki pengharapan dalam menjalani kehidupan?
Values:
Ibrani 6:19a “Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita”, pengharapan merupkan pegangan yang memampukan kita bertahan menghadapi tantangan kehidupan.
*Manusia tanpa pengharapan sama dengan orang yang hidup dalam kematian.*

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...