31 Agustus 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 31 Agustus 2021*
Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 12:1-34
Maz 129-131

*PEMIMPIN, DILAHIRKAN ATAU DIAJARKAN?*

_"dan barangsiapa in gin menjadi yang terkemuka di antara kamu, hendaklah ia menjadi hamba untuk semuanya. Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" Markus 10:44-45_
Pertanyaan seperti judul di atas sering ditanyakan karena pada kenyataannya kita melihat hanya sedikit orang yang mem punyai bakat memimpin. Sering kali kita melihat orang yang dijadikan pemimpin formal tetapi kita tidak melihat jiwa kepemimpinannya. Apa yang dilakukannya hanya memanfaatkan orang orang yang dipimpinnya. Tetapi kita juga bisa melihat orang-orang yang bisa memimpin yaitu mengatur dan memotivasi orang lain walaupun ia bukan seorang pemimpin secara formal. Inilah yang mengakibatkan muncul pendapat bahwa pemimpin itu bakat sejak lahir dan bukan hasil didikan. Apakah memang benar demikian?
Alkitab menulis kisah tentang kepemimpinan pada saat Musa yang kewalahan memimpin bangsa Israel yang besar jumlahnya keluar dari Mesir. Yitro mertuanya menyarankan untuk memilih orang orang yang berbakat sebagai pemimpin untuk menjadi asistennya. "Di samping itu kau carilah dari seluruh bangsa itu orang-orang yang cakap dan takut akan Allah, orang-orang yang dapat dipercaya, dan yang benci kepada pengejaran suap; tempatkanlah mereka di antara bangsa itu menjadi pemimpin seribu orang, pemimpin seratus orang, pemimpin lima puluh orang dan pemimpin sepuluh orang." (Kel. 18:21).
Lalu sekali lagi apakah memang benar kepemimpinan itu bakat atau bisa diajarkan. Beberapa penulis mengatakan pemimpin tidak dilahirkan tetapi diajar. Pendapat ini ada benarnya, tetapi tidak seratus persen benar. Juga pendapat kepemimpinan adalah bakat, ini juga benar tetapi tetapi tidak seratus persen benar. Kepemimpinan terbentuk jika seseorang meresponi dan melakukan nilai-nilai kepemimpinan saat sebuah proses kehidupan terjadi didalam hidupnya. Contoh, jika seseorang sejak kecil dimanja dan tidak diajar bertanggung jawab, maka tentu saja ketika dewasa tidak akan punya jiwa kepemimpinan karena suka mengalihkan tanggung jawab. Setelah dewasa bisa saja kemudian diajar atau diberi seminar, namun biasanya akan lambat merespon karena sudah terbiasa mencari jalan yang nyaman.
Ada jarak antara apa yang dimengerti dan apa yang biasa diperbuat, sehingga respon yang dilakukan tidaklah sama dengan teori kepemimpinan yang diajarkan. Perlu adanya sebuah perubahan yang dipaksakan, sehingga lama-lama menjadi kebiasaan. Itu sebabnya nilai kepemimpinan, seperti bertanggung jawab, suka berkorban, ringan tangan, menghormati sesama dan lain lain, perlu diajarkan sejak usia dini sehingga bakat atau kecakapan sebagai pemimpin telah menjadi "DNA" atau telah menjadi kebiasaan. (DD)
Question:
1. Mana yang benar: pemimpin itu dilahirkan atau diajarkan?
2. Mengapa pemimpin bukan hanya bakat dan perlu diajarkan?
Values:
Setiap warga kerajaan seharunya adalah juga seorang pemimpin, karena warga Kerajaan harus jadi terang atau teladan.
Kingdom Quote:
_Kepemimpinan terbentuk jika seseorang meresponi dengan melakukan nilai-nilai kepemimpinan saat sebuah proses kehidupan terjadi di dalam hidupnya._

30 Agustus 2021

 *King's Sword*

* Tanggal: 30 Agustus 2021*
Hari: Senin

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 11:29-54
Maz 128-129


*JANGAN MELIHAT PENAMPILAN SAJA*

_Tetapi berfirmanlah TUHAN kepada Samuel: "Janganlah pandang parasnya atau perawakan yang tinggi, sebab Aku telah menolaknya. Bukan yang dilihat manusia yang dilihat Allah; manusia melihat apa yang di depan mata, tetapi TUHAN melihat hati." 1 Samuel 16:7_
Siapa yang tidak kenal dengan Mahatma Gandhi? Dia adalah tokoh sentral dari agama Hindu, bahkan dirinya dijadikan salah satu orang yang berpengaruh dengan filsafat-filsafatnya. Sampai saat ini nama Mahatma Gandhi tidak hanya melekat di hati orang-orang Hindu saja, melainkan nilai-nilai kepercayaan yang dipegangnya sudah menjadi bagian dari dunia ini. Tetapi siapa yang tahu bahwa ketika Mahatma Gandhi masih menjadi mahasiswa di salah satu universitas di South Afrika, ia pernah tertarik dengan agama Kristen.
Pada suatu kali, Mahatma Gandhi memutuskan untuk menghadiri suatu kebaktian di sebuah gereja Anglikan. Ketika ia sedang duduk di kursi paling belakang di gereja itu, seorang penerima tamu (_usher_) datang menghampirinya. Kemudian penerima tamu memegang pundaknya dengan sopan dan ia memberi tahu bahwa orang yang memiliki kulit berwarna tidak diperbolehkan beribadah di gereja tersebut. Dia mengatakan bahwa hanya orang-orang kulit putihlah yang lebih mendapatkan prioritas istimewa untuk beribadah di gereja tersebut. Mahatma Gandhi kemudian berpikir, kalau agama Kristen pun membeda-bedakan orang menurut kasta, itu berarti sama saja seperti agama Hindu. Mahatma Gandhi kecewa dan tetap menjadi pemeluk agama Hindu, bahkan agama Hindu menjadi agama yang terbesar di India karena pengaruh Mahatma Gandhi.
Hanya karena seorang penerima tamu (_usher_) yang lebih melihat penampilan dan warna kulit dari seseorang, maka gereja sudah kehilangan potensi dari salah seorang penginjil besar yang akan memenangkan ribuan bahkan jutaan orang di India. Mahatma Gandhi mungkin berkata: "_Kasihan si penerima tamu itu. Dia berpikir dia sedang mengusir seorang kulit berwarna keluar dari gereja, padahal sebenarnya ia sedang mengusir India keluar dari gereja (kekristenan)_".
Kekasih Tuhan, bukankah kasta-kasta di gereja saat ini juga masih ada. Membeda-bedakan orang dalam pelayanan tanpa melihat potensi orang tersebut masih terjadi. Kisah Rasul 10:34-35, "_Lalu mulailah Petrus berbicara, katanya: "Sesungguhnya aku telah mengerti, bahwa Allah tidak membedakan orang. Setiap orang dari bangsa manapun yang takut akan Dia dan yang mengamalkan kebenaran berkenan kepada-Nya_." Jangan pernah melakukan tindakan yang sama seperti yang pernah dilakukan oleh penerima tamu tersebut. Jangan menganggap rendah orang-orang yang ada di sekeliling kita hanya karena penampilan atau permukaan luar mereka, karena siapatahu suatu hari nanti tanpa Anda sadari merekalah yang akan membantu Anda. (AU)
Question:
1. Menurut Anda apakah di dalam kekristenan masih ada diskriminasi? Mengapa?
2. Apakah Anda pribadi yang sudah dapat mengalahkan perilaku diskriminasi? Apa buktinya?
Values:
Jangan menganggap rendah orang-orang yang ada di sekeliling kita, siapa tahu suatu hari nanti merekalah yang akan membantu kita.
Kingdom Quote:
_Sambutlah setiap orang dengan ramah, karena Tuhan bisa ada di setiap orang yang Anda temui hari ini._

29 Agustus 2021

 

KEDAULATAN TUHAN DAN KEHENDAK BEBAS MANUSIA

Kehendak bebas adalah kemampuan manusia untuk memilih, menimbang dan membuat sebuah keputusan. Tuhan memberikan kehendak bebas, ketika menciptakan manusia dengan firman:

“Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita.”
Kejadian 1:26

Bukti bahwa manusia diciptakan oleh Tuhan dengan kualitas “segambar” dan “serupa” dengan Tuhan, Allah Sang Pencipta, adalah manusia diberi akal budi untuk berpikir dan menimbang-nimbang keputusan. Manusia tidak diciptakan bagai sebuah robot atau mesin yang hanya beroperasi sesuai dengan tombol-tombol ataupun perintah-perintah dari “sang operator”. Waktu menghadapi banyak pilihan, sebagai makhluk berakal budi, manusia dilatih untuk dapat menimbang-nimbang segala pilihan-pilihan itu, inilah yang disebut dengan kehendak bebas.

Di Taman Eden ada berbagai jenis pohon, yaitu pohon-pohon yang buahnya bisa dimakan, pohon kehidupan dan pohon pengetahuan yang baik dan yang jahat. (Kejadian 2:16-17)
Pohon pengetahuan yang baik dan jahat tidak dilenyapkan dari taman Eden oleh Tuhan sebagai bukti bahwa Allah menghargai kehendak bebas manusia. Manusia diajar untuk bertanggung jawab dengan pilihan yang dibuatnya, karena ada konsekuensi dari setiap pilihan yang diambil.
Tuhan yang Maha Berdaulat menciptakan manusia dengan memiliki kehendak bebas (kemerdekaan) dalam memilih, sebagai cerminan pemberian Kedaulatan Tuhan bagi manusia dalam porsi yang terbatas. Kehendak bebas manusia sama sekali tidak dapat melunturkan kemahakuasaan dan kedaulatan Tuhan.
Mengenai kemerdekaan/kebebasan manusia, ada peringatan keras dalam Galatia 5:13. Walaupun manusia dipanggil untuk hidup dalam kemerdekaan, jangan sampai kehendak bebas itu digunakan untuk hidup dalam dosa yang dapat merusak kehidupan manusia itu sendiri. Sebaliknya, kemerdekaan itu hendaknya dipakai untuk dapat melayani/membangun satu dengan lainnya atas dasar kasih sesuai dengan kehendak Tuhan.
Barry Schwartz, lewat ‘The Paradox of Choice’ menyatakan bahwa ada dua jenis kebebasan atau kemerdekaan:
  • Kebebasan Negatif (Negative Freedom): adalah bebas dari perintah dan aturan. Dengan bebas dari perintah dan aturan, manusia menjadi makhluk liar.
  • Kebebasan Positif (Positive Freedom): adalah suatu keadaan di mana manusia dengan kebebasan yang dimiliki memilih untuk melakukan isi perintah dan aturan yang dapat memaksimalkan potensi manusia.

Bila manusia yang diciptakan dengan memiliki kehendak bebas menggunakan kebebasannya secara negatif, manusia menjadi bebas sebebas-bebasnya, tanpa aturan, tanpa hukum, tanpa etika, tanpa moral, tanpa mempertimbangkan hak dan kewajiban sesamanya; dan manusia akan menjadi makhluk yang liar.
Tapi bila manusia yang memiliki kehendak bebas menggunakan kebebasannya untuk memilih yang baik dan benar, maka lewat pilihannya itu, ia dapat memaksimalkan potensi dirinya sendiri dan juga potensi orang lain, sehingga apa yang sudah dirancangkan oleh Allah Sang Pencipta dapat dicapai secara penuh.
Penjelasan Barry Schwartz dapat membantu menjawab, mengapa Tuhan ‘membiarkan’ pohon tersebut tetap berada di dalam taman Eden. Tuhan menghendaki manusia menggunakan kehendak bebasnya untuk menaati kehendak Tuhan. Sehingga Allah melihat bahwa manusia mengikuti kehendak-Nya bukan karena tidak ada pilihan lain, melainkan dengan sadar memilih untuk taat akan perintah Tuhan. Inilah tujuan Tuhan memberikan kehendak bebas kepada manusia, di tengah-tengah segala pilihan yang ada, manusia tetap dapat menaati Kehendak Tuhan.
Sayangnya, manusia gagal, keliru menggunakan kehendak bebasnya, sehingga jatuh ke dalam dosa. Padahal, jika manusia memilih untuk taat kepada Tuhan, rencana Tuhan akan digenapi dengan sempurna. (Kejadian 1:28)

TUHAN TETAP BEKERJA DI ATAS KEHENDAK BEBAS MANUSIA
Roma 8:28Allah turut bekerja dalam ‘segala sesuatu’, termasuk di dalamnya adalah kehendak bebas manusia. Allah dapat menunjukkan kedaulatan-Nya dalam kehendak bebas manusia.

Kisah Perjalanan Hidup Yusuf (Kejadian 37)
Waktu saudara-saudara Yusuf melihat bahwa Yakub lebih mengasihi Yusuf, bencilah mereka kepada Yusuf, dan kebencian kepada Yusuf bertambah, setelah Yusuf menceritakan mimpi-mimpinya kepada mereka. Akhirnya mereka berniat untuk membunuh Yusuf, tapi Ruben mengusulkan supaya Yusuf dimasukkan ke dalam sumur kering. Selanjutnya, tanpa sepengetahuan Ruben, mereka menjual Yusuf kepada rombongan orang Ismael yang sedang dalam perjalanan ke Mesir.
Kisah perjalanan hidup Yusuf sarat dengan penderitaan, dimulai dengan kedegilan saudara-saudara kandungnya, tipu daya istri Potifar, dan ketidaksetiaan dari sahabat-sahabatnya di penjara; tapi berakhir dengan penuh kemenangan dan sukacita. Ia dipakai Tuhan untuk menyelamatkan keluarganya dari bencana kelaparan.

“Memang kamu telah mereka-rekakan yang jahat terhadap aku, tetapi Allah telah mereka-rekakannya untuk kebaikan, dengan maksud melakukan seperti yang terjadi sekarang ini, yakni memelihara hidup suatu bangsa yang besar.”
Kejadian 50:20

Ketika saudara-saudara Yusuf merancangkan yang jahat kepadanya, Tuhan tidak melakukan intervensi atas tindakan jahat mereka tapi Allah menggunakan perbuatan-perbuatan jahat saudara-saudara Yusuf tersebut untuk menjadi jalan bagaimana Allah membangun sebuah bangsa yang besar.

MENGGUNAKAN KEHENDAK BEBAS DENGAN BENAR
Yesus Kristus dalam Yohanes 15:7 mengajarkan:

“Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.”

Dalam frasa “Mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya.” terlihat betapa Tuhan juga tetap menghargai kehendak bebas manusia. Bagaimana supaya kehendak bebas manusia tidak dipakai sembarangan sehingga jatuh dalam dosa? Jawabannya adalah, “Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu”. Supaya tidak salah dalam menggunakan kehendak bebasnya, manusia harus betul-betul hidup melekat dengan Tuhan dan selaras dengan Firman Tuhan.
Tuhan mengajarkan manusia untuk memiliki pengetahuan (cognitive) yang benar tentang Tuhan dan memiliki pengalaman hidup (affective) bersama dengan Tuhan sehingga manusia dapat menggunakan ‘kehendak bebas’ yang sesuai dengan Kehendak Tuhan.

“Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran (cognitive) dan perasaan (affective) yang terdapat juga dalam Kristus Yesus.”
Filipi 2:5

Paulus dalam `Galatia 5 mengajarkan supaya tidak tersesat dalam kehendak bebasnya, manusia harus hidup sesuai dengan pimpinan Roh Kudus,

“Maksudku ialah: hiduplah oleh Roh, maka kamu tidak akan menuruti keinginan daging.”
Galatia 5:16

BERJALAN DALAM KEHENDAK TUHAN TIDAK SELALU MULUS
Pada tahun 1921, ada dua keluarga; David Flood dan Svea serta Joel Erickson dan Bertha; yang atas keinginan mereka sendiri berangkat menuju pedalaman Afrika untuk menginjil di sana. David dan Svea membawa serta David Jr, bayi pertama mereka yang berusia dua tahun. Dalam perjalanan itu, David Jr. terkena penyakit malaria. Waktu tiba di suatu desa, mereka tidak diizinkan untuk masuk desa itu, sehingga mereka mendirikan pondok dari lumpur yang berada di tepi luar desa dan tinggal menetap di sana.
Setelah beberapa bulan, mereka menderita kekurangan gizi parah dan jarang berhasil berhubungan dengan penduduk desa. Setelah lewat enam bulan, kedua keluarga ini berpikir untuk pulang. Keluarga Erickson memutuskan untuk kembali ke Swedia, tetapi karena Svea hamil, keluarga Flood tetap tinggal di desa itu. Saat itu, Svea pun terserang malaria dan sering mengalami demam, tetapi ia tetap memberikan bimbingan rohani kepada satu-satunya kontak mereka dengan penduduk lokal, seorang anak kecil dari penduduk desa tersebut.
Malaria membuat kondisi Svea terus memburuk di tengah-tengah kehamilannya. Ia berhasil melahirkan seorang bayi perempuan, tetapi setelah melahirkan, ia meninggal dunia. Secara manusia, mereka gagal dalam melaksanakan apa yang menjadi kerinduan mereka untuk menjadi misionari di Afrika, bahkan David Flood harus kehilangan istrinya.
Tapi siapa yang menyangka bahwa seorang anak kecil yang membantu keluarga Flood, satu-satunya penduduk asli yang berhasil dibimbing untuk menjadi pengikut Kristus akhirnya menjadi penginjil yang berhasil dan memimpin sebuah gerakan Pentakosta dengan 110.000 orang Kristen, 32 pos penginjilan, satu pusat sekolah Alkitab, dan rumah sakit dengan kapasitas 120 tempat tidur. Nama orang itu adalah Ruhigita Ndagora.
Walaupun secara manusia mereka merasa gagal, bahkan harus kehilangan banyak hal, tapi “Allah lewat Roh-Nya turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah.” Tuhan Yesus memberkati kita semua. (NS)


 *King's Sword*

* Tanggal: 29 Agustus 2021*
Hari: Minggu

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 11:1-28
Maz 123-125


*UKURAN SUKSES*

_"Kata Yesus kepada mereka: "Makanan-Ku ialah melakukan kehendak Dia yang mengutus Aku dan menyelesaikan pekerjaan-Nya" (Yohanes 4:34)_
Saat ini kita hidup dalam budaya yang mengagungkan kesuksesan. Bahkan bisa dikatakan kesuksesan adalah "agama" yang terbesar. Orang Kristen seperti kita pun tergila-gila dengan kesuksesan, di mana kesuksesan diartikan hidup yang berkelimpahan materi, menjadi orang yang terkenal, dan mempunyai kedudukan (kekuasaan) yang tinggi. Secara tidak langsung kita menciptakan pengajaran bahwa Tuhanlah yang menginginkan kita "sukses."
Sebenarnya kalau kita cermati, Tuhan tidak berurusan dengan kesuksesan seperti yang kita pahami. Walaupun tentu saja Tuhan juga tidak anti kesuksesan. Tetapi yang pasti Tuhan sedang berurusan dengan kesempurnaan karakter kita. Bahkan Tuhan memakai kegagalan kita untuk menyempurnakan, atau memurnikan hati (karakter) kita dan untuk mengekploitasi potensi yang ada didalam diri kita. Itu sebabnya bila Anda saat ini mengalami kegagalan jangan berputus asa karena Tuhan sedang" bekerja " memurnikan dan menyempurnakan Anda. Keputusasaan akibat kegagalan muncul karena kita mengacaukan arti "gagal" dan "orang yang gagal." Walaupun kita sering mengalami kegagalan, bukan berarti kita orang gagal. Anda baru dikatakan gagal kalau Anda berhenti berusaha. Ada ungkapan yang mengatakan, "Mungkin bukan kesalahan Anda kalau Anda jatuh, tapi yang pasti kesalahan Anda jika Anda tidak bangun kembali."
Belajarlah dari kehidupan Tuhan Yesus. Kalau kehidupan Tuhan Yesus diukur dengan arti kesuksesan yang umum kita pahami, maka kehidupan Tuhan Yesus adalah kehidupan yang gagal. Kisah kehidupannya tidak akan masuk di dalam daftar orang orang sukses. Murid-murid-Nya meninggalkan-Nya, lalu la mati di usia sangat muda, bahkan mati sebagai seorang terkutuk - sebagai penjahat besar di kayu salib. Tetapi di dalam pandangan Allah Bapa apa yang la alami adalah kemenangan besar karena memenuhi rencana Bapa-Nya yang sempurna bagi keselamatan umat manusia. Jadi sebenarnya sukses dan kegagalan sebenarnya hanyalah soal perspektif.
Pada saat krisis moneter belasan tahun yang lalu, terjadi keterpurukan atau kegagalan di dalam dunia usaha. Banyak pengusaha sampai saat ini tidak bisa bangkit lagi. Tetapi keterpurukan akibat krisis moneter juga membangkitkan banyak karyawan yang di PHK telah "bermetamorposa" menjadi pengusaha. Mereka saat ini bisa berkata, betapa malunya ketika saya termasuk karyawan yang di PHK saat itu. Tapi peristiwa yang memalukan itu telah membangkitkan "raksasa yang tertidur" di dalam diri saya, yaitu potensi saya sebagai pengusaha. Sekarang saya mengucap syukur karena adanya krisis moneter dan mengucap syukur karena saya di-PHK. Jadi kita mengerti bahwa kegagalan bukanlah akhir dari segalanya, tetapi "cikal bakal" sebuah kesuksesan. (DD)
Question:
1. Apa perbedaan kesuksesan menurut ukuran dunia dan menurut Tuhan?
2. Bagaimana ukuran sukses yang sebenarnya?
Values:
Sukses menurut ukuran kerajaan Sorga bukan kaya ataupun terkenal tetapi menggenapi rencana Tuhan yang ada di dalam kita.
Kingdom Quote:
_Orang sukses bukan orang yang tak pernah gagal, tetapi orang yang tak pernah menyerah ketika gagal._

28 Agustus 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 28 Agustus 2021*
Hari: Sabtu

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 10:25-42
Maz 120-122


*MENDAHULUI MELANGKAH KE RUMAH ALLAH*

_"lnilah yang hendak kuingat, sementara jiwaku gundah-gulana; bagaimana aku berjalan maju dalam kepadatan manusia, mendahului mereka melangkah ke rumah Allah dengan suara sorak-sorai dan nyanyian syukur, dalam keramaian orang-orang yang mengadakan perayaan." Mazmur 42:5_
Sebuah studi kontemporer yang dilakukan di antara orang-orang yang rajin bergereja, menemukan bahwa di antara orang-orang ini ternyata banyak yang tidak pernah sungguh-sungguh menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat mereka. Banyak yang ke gereja hanya karena mewarisi agama orang tua mereka, ikut teman/pasangan, kebutuhan sosial dan sebagainya. Studi itu juga menemukan bahwa makin lama orang-orang ini berada dalam gereja tanpa menerima Tuhan, semakin kecil kemungkinan mereka menerima Tuhan pada akhir hayat mereka.
Bacaan ayat firman Tuhan kita hari ini mengingatkan kepada kita agar kita saling mendahului melangkah ke rumah Allah dengan sorak-sorai dan nyanyian syukur untuk memuliakan Allah kita. Tidak semua orang percaya datang kepada Tuhan untuk mempersembahkan hidupnya, apalagi di masa pandemi covid-19 yang belum kita menangkan. Semakin banyak orang enggan datang ke gereja, alasannya cukup masuk akal. "Aku kan sudah ikut ibadah _online_, itu kan sama saja". Getaran rasa rindu yang sedemikian besar terhadap Tuhan seringkali tidak kita miliki. Hal ini dapat terjadi karena kita tidak menyadari bahwa kebutuhan kita yang terdalam, tidak lain adalah Allah yang hidup, sumber kehidupan kita. Dia-lah sumber pertolongan yang melindungi dan memerintahkan kasih setia-Nya. Yesaya 65:1, "_Aku telah berkenan memberi petunjuk kepada orang yang tidakmenanyakan Aku; Aku telah berkenan ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku. Aku telah berkata: "Ini Aku, ini Aku!" kepada bangsa yang tidak memanggil nama-Ku_."
Tuhan membuka diri-Nya kepada semua orang yang mencari Dia. Di penghujung kitab Yesaya, (baca Yesaya 65:1-16) Tuhan menjawab keluhan dan permohonan umat-Nya dengan menyatakan secara gamblang bahwa Dia telah menyatakan diri-Nya untuk diketahui oleh siapa saja yang sungguh mencari Dia. Namun manusia malah memberontak dan mengabaikan tawaran-Nya itu.
Kerajinan beribadah, keaktifan pelayanan, dan berbagai bentuk performa mungkin bisa mengelabuhi sesama, tetapi tidak akan bisa menipu Tuhan yang menilik kedalaman hati kita. Baiklah kita mengevaluasi diri kita di hadapan Tuhan; sungguhkah hidup kita ini sudah kita persembahkan kepada Tuhan yang hidup? la tahu hati kita, mari saling mendahului ke rumah Allah. Anda setuju? (AU)
Question:
1. Apakah Anda sudah rajin dalam mencari Tuhan?
2. Apa yang Anda rasakan saat mempunyai kerinduan hati untuk mencari-Nya?
Values:
Tuhan membuka diri-Nya kepada semua orang yang mencari Dia.
Kingdom Quote:
_Datang dan temui Dia selalu, kehidupanmu akan berbuah lebat!_

 *King's Sword*

*Tanggal: 27 Agustus 2021*
Hari: Jumat

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 10:1-24
Maz 119:89-176

*MENGALAHKAN KEJAHATAN*

_"Perhatikanlah, supaya jangan ada orang yang membalas jahat dengan jahat, tetapi usahakanlah senantiasa yang baik, terhadap kamu masing-masing dan terhadap semua orang" 1 Tesalonika 5:15_
Seorang hamba Tuhan bercerita, "Saya teringat sekali dengan kejadian pada pelayanan kami. Tuhan sedang membuka pintu pelayanan bagi orang-orang Turki. Setelah saya mengumumkan tentang kesempatan pelayanan ini, seorang wanita mendatangiku dan menyodorkan beberapa lembar uang, dan berkata, ‘Saya mau Anda menggunakan uang ini untuk memenangkan orang-orang Turki bagi Yesus. Mereka dahulu yang membunuh saudaraku, tetapi aku mau menjadi yang pertama memberikan dana bagi penginjilan di sana.’”
Janganlah membalas kejahatan dengan kejahatan — adalah pesan jelas bagi semua orang Kristen. Dan Yesus sendiri yang mengajarkan supaya kita selalu berbuat baik, bahkan kepada orang-orang jahat. Saya yakin bahwa tidak ada di antara kita yang tidak pernah disakiti. Hanya saja tiap-tiap orang bereaksi berbeda-beda. Ada yang penuh dengan amarah yang membara, tetapi ada juga yang cool.
Saya pernah didatangi oleh seorang rekan. Dia mengeluh dengan perlakuan jahat yang diterimanya dari temannya sendiri. Hatinya penuh dengan dendam. Keinginannya hanya satu: membalas perlakuan temannya yang jahat itu. Mungkin teman saya itu benar. Tetapi rencana dalam hatinya menjadi jahat sejak ia berniat untuk membalas dendam. Dia orang Kristen, tetapi ia dibelenggu oleh sakit hatinya itu, tanpa dia sadari. Saya memberikan nasihat, "Cobalah mengalahkan kejahatan dengan kasih. Kamu tidak akan bisa mengalahkan kejahatan dengan kejahatan. Kejahatan hanya dapat dikalahkan dengan kasih. Mulai sekarang berdoalah buat temanmu itu dan berkatilah dia." Saya melupakan komunikasi ini sampai suatu hari dia bertemu dengan saya. Kali ini dengan wajah ceria ia berkata, "Terima kasih ya buat nasihatnya. Ternyata setelah aku berdoa dengan sungguh-sungguh, kasih Allah memenuhi hatiku. Aku menangis tersedu-sedu di hadapan Allah, sebab kasih Allah sungguh memenuhi aku sehingga aku bisa mengampuninya. Kini aku bebas!"
Anda mempunyai "musuh"? Selama Anda merancangkan pembalasan dendam Anda tidak akan pernah menang. Kejahatan hanya dapat dikalahkan dengan kasih. Kalau Anda mau "membalas dendam" dengan kasih, Tuhan akan berpihak kepada Anda. (DH)
Question:
1. Mengapa kejahatan tidak bisa dikalahkan oleh balas dendam?
2. Dapatkah Anda membuktikan bahwa kasih akan selalu menang?
Values:
Kejahatan hanya dapat dikalahkan dengan kasih. Kalau Anda mau "membalas dendam" dengan kasih, Tuhan akan berpihak kepada Anda.
Kingdom Quote:
_Tidak ada yang dapat mengalahkan kejahatan kecuali kasih.

26 Agustus 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 26 Agustus 2021*
Hari: Kamis

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 9:37-39
Maz 119:89-176

*SEKULER*

_"Aku tidak meminta, supaya Engkau mengambil mereka dari dunia, tetapi supaya Engkau melindungi mereka dari pada yang jahat. Mereka bukan dari dunia, sama seperti Aku bukan dari dunia. Kuduskanlah mereka dalam kebenaran; firman-Mu adalah kebenaran" Yohanes 17:15-17_
Arti "sekuler" menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, adalah "bersifat duniawi atau kebendaan (bukan bersifat keagamaan atau kerohanian)." Jadi arti "sekuler" adalah kehidupan yang didasarkan kepada hal- hal yang bersifat jasmani dan duniawi. Sehingga jika seorang bekerja sebagai seorang dokter atau bisnisman, orang ini disebut bekerja di dalam dunia sekuler, tetapi seorang pastor, pendeta atau ustadz disebut seorang rohaniawan.
Beberapa waktu yang lalu ada berita yang menjadi viral di medsos, yaitu mengenai seorang dokter yang meninggal saat bertugas nonstop sebagai dokter jaga di sebuah Rumah Sakit di Jakarta. Ada seorang yang menanggapi ia akan lebih mengapresiasi seandainya dokter ini adalah seorang dokter yang seagama dengannya. Sebuah tanggapan yang menunjukkan bahwa kerohanian (agama) seseorang lebih penting daripada tanggung jawab professionalnya. Mengapa tanggapan seperti ini bisa muncul? Karena seringkali kita umat beragama mempunyai presepsi bahwa kehidupan agama atau kerohanian terpisah dari kehidupan sekuler. Dan di dalam kekristenan juga bisa terjadi presepsi seperti ini.
Benarkah kehidupan rohani lebih penting dari tanggung jawab profesi yang sekuler? Apakah seorang yang meninggal saat berkotbah lebih mulia, dibanding seorang yang meninggal saat bertugas di dalam pekerjaan sekuler? Ketika Yesus datang ke dunia, ia datang dalam budaya Yahudi, di mana saat itu bangsa Yahudi yang agamawi sedang dijajah oleh Kerajaan Romawi. Itulah keadaan "dunia sekuler" yang dialami Yesus pada saat la berdoa untuk para murid, seperti pada kutipan ayat diatas, "_Jangan mengambil mereka dari dunia_." Ini berarti ia berdoa jangan pisahkan para murid dari dunia sekuler saat itu. Hal ini mengisyaratkan bahwa kekristenan tidak membedakan antara kehidupan rohani (spiritual) dan kehidupan duniawi. Ini berarti bahwa kehidupan iman, harus ditunjukkan juga dalam praktek kehidupan sekuler/duniawi?
Bahkan ketika Yesus ditanya tentang, apakah sebuah keharusan membayar pajak kepada Kaisar (karena pada umumnya Imam Yahudi menentang membayar pajak pada penguasa Romawi yang mereka anggap kafir). Alkitab katakan, "_Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah_" (Mat. 22:21).
Dapat disimpulkan bahwa praktek kehidupan rohani sebenarnya tidak bisa dipisahkan dan dibedakan dengan kehidupan sekuler. Anda yang saat ini bekerja secara sekuler bukan berarti derajat Anda lebih rendah daripada mereka yang berprofesi sebagai rohaniawan. Jadi apa pun profesi Anda secara sekuler jika Anda professional dan bertanggungjawab Anda adalah rohani.(DD)
Question:
1. Menurut Anda apakah arti sekuler?
2. Bagaimana Anda membawa berita Injil dalam "dunia sekuler"?
Values:
Kekristenan adalah para wakil Kristus yang menjalankan misi-Nya di dunia sekuler.
Kingdom Quote:
_Praktek kehidupan rohani tidak bisa dipisahkan dan dibedakan dengan kehidupan sekuler._

25 Agustus 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 25 Agustus 2021*
Hari: Rabu

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 9:18-36
Maz 116-118

*POWER OF (HIS) BLOOD*

"_Betapa lebihnya darah Kristus, yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya sendiri kepada Allah sebagai persembahan yang tak bercacat, akan menyucikan hati nurani kita dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia, supaya kita dapat beribadah kepada Allah yang hidup._" lbrani 9:14
Saat pandemik Covid 19 melanda dan belum ditemukan obat penyembuhnya, maka manusia terus berupaya untuk menemukan cara guna menghadapi virus covid 19 ini. Penemuan beberapa vaksin oleh beberapa perusahaan farmasi mulai memberi titik terang dan harapan untuk upaya pencegahan agar seseorang tidak mudah terjangkit atau terpapar virus covid 19 ini. Tetapi bagaimana dengan mereka yang sudah terjangkit virus covid 19? Berbagai upaya medis yang dilakukan sebenarnya belum bersifat mengobati secara langsung, melainkan menstimulan terciptanya antibody yang diharapkan dapat melawan virus covid yang terlanjur masuk ke tubuh kita.
Bagi penderita covid 19 yang dalam kondisi berat, upaya menunggu proses munculnya antibody yang kuat tentunya membutuhkan waktu dan proses dalam tubuh yang tidak mudah. Maka kemudian muncullah sebuah proses terapi yang diperkirakan lebih bisa membantu yaitu terapi plasma darah. Mungkin istilah ini merupakan istilah yang asing bagi kita, namun mungkin bisa kita bayangkan proses transfusi darah, dimana kita memasukkan ke dalam diri seseorang darah secara keseluruhan. Sedangkan terapi plasma adalah memasukkan salah satu unsur darah yaitu plasma. Jadi terapi plasma konvalesent adalah memasukkan plasma darah yang berasal dari penyintas covid 19 yang dinyatakan sembuh, sehingga di dalam plasma darahnya telah terdapat antibody yang sanggup mengalahkan virus covid tersebut. Plasma konvalesent ini berbeda dengan vaksin, kalau plasma konvalesen ini sifatnya adalah memberikan antibody yang sudah jadi, dari seseorang ke orang lain. Kalau vaksin bermaksud merangsang tubuh kita supaya membentuk antibody. Secara sederhana dapat dikatakan salah satu hal yang dapat dilakukan untuk proses menolong penderita covid ini dengan menggunakan kekuatan dari (unsur) darah.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini menggambarkan bahwa manusia juga mengalami persoalan esensial yaitu dosa. Dosa mengakibatkan berbagai permasalahan spiritual, emosional dan fisik yang berujung pada maut. Dosa juga seperti virus yang merusak sisi moral nurani yang berakibat manusia selalu punya dorongan/hasrat berbuat dosa, kejahatan meskipun tidak ada yang mengajarkannya. Syukur pada Allah dalam Kristus yang dalam kasihNya mencurahkan darahnya melalui karya Salib untuk membebaskan kita dari maut. Roma 5:9 "_Lebih-lebih karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah_." Bahkan kuasa darahNya bukan hanya menebus dosa kita, melainkan membersihkan hati nurani (dorongan moral) kita sehingga kita memiliki kemampuan untuk hidup dalam kebenaran. Anda mengerti? (HA)
Question:
1. Apa pembenaranNya terhadap hidup Anda?
2. Jika Anda sudah dibenarkan, apakah Anda masih suka melakukan hal najis di hadapanNya?
Values:
Dosa seperti virus yang merusak sisi moral nurani yang berakibat manusia selalu punya hasrat berbuat dosa meskipun tidak ada yang mengajarkannya.
Kingdom Quote:
_Oleh bilur-bilurnya kamu telah sembuh. (1 Petrus 2:24)_

24 Agustus 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 24 Agustus 2021*
Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:
Luk 9:1-17
Maz 113-115

*UJIAN*
"_Maka la maju sedikit, lalu sujud dan berdoa, kataNya, "Ya, Bapaku, jikalau sekiranya mungkin, biarlah cawan ini berlalu daripadaKu, tetapi janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki_." Matius 26:39
Ujian adalah hal yang menyebalkan, bukan? Ketika kita bersekolah atau berkuliah, kalau ada ujian mendadak, kita sering kesal. Apalagi, kalau tidak sempat belajar lalu nilai kita jelek dan kita dimarahi orang tua kita. Dalam kehidupan pun demikian. Ujian datangnya sering mendadak. Seringkali kita tidak siap hingga pada akhirnya kita merasa marah kepada Tuhan atau orang lain.
Kemarin, saya juga baru kena giliran ujian. Baru saja mendaftar sebagai pedagang di salah satu aplikasi, saya sudah kena tipu. Modus operandinya cukup canggih, mereka mengaku sedang ada pembaruan sistem pencairan dana. Jadi, kalau saya tidak memberikan data-data, saya tidak bisa ikut sistem yang baru. Gaya bicara yang mendesak dan seolah marah bahwa saya merepotkan petugas membuat saya sempat tertipu dan memberi beberapa data penting. Akibatnya, mereka bisa meretas rekening bank saya dan mengambil sejumlah uang yang jumlahnya sangat lumayan. Di saat yang sama, layanan telepon bank bisa sibuk dalam waktu cukup lama hingga saya tidak bisa mengadu dan memblokir rekening. Ini betul-betul menyesakkan. Saat kesulitan keuangan, toko belum dapat 'penglaris', sejumlah uang yang jumlahnya lumayan besar hilang begitu saja. Untungnya, saya tidak seperti dulu yang mengutuki kebodohan diri sendiri lalu menyakiti diri dengan menghukum diri sendiri.
Ada satu perspektif kalau hal ini terjadi atas seizin Tuhan, bukan semata-mata saya yang bodohnya kebangetan. Mungkin saja, ujian ini diberikan Tuhan untuk melihat apakah saya masih suka menyalahkan dan menyakiti diri sendiri. Mungkin saja, ujian ini datang agar saya lebih waspada. _Reframing_ pikiran seperti ini menghindarkan saya dari meratapi nasib dan menyerah menyelesaikan masalah ini. Dalam ujian ini, Tuhan juga menyatakan firmanNya bahwa Dia tidak akan membiarkan anakNya jatuh tergeletak. Meski jumlah uang yang diambil sangat lumayan, saldo di rekening saya masih tersisa dan bisa saya tarik melalui ATM. Hingga kini, saya masih sedih, tapi saya mempunyai pengharapan pada Tuhan bahwa Dia akan menolong saya. Bagaimana dengan Anda? (PF)
Question:
1. Bagaimana cara kita menjalani ujian?
2. Apakah Tuhan pernah memberi cobaan melebihi kekuatan kita?
Values:
Ujian memang berat, tapi kita harus melewatinya untuk mencapai kemenangan.
Kingdom Quote:
_Ujian kehidupan datangnya selalu mendadak. Bersiaplah selalu!_

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...