17 November 2021

*King’s Sword*

Tanggal: 17 November 2021

Hari: Rabu


Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 11:33-57
Yeh 5-7

*JAWABAN YANG BIJAKSANA*

_“Tetapi berkatalah Musa kepada bangsa itu: Janganlah takut, berdirilah tetap dan lihatlah keselamatan dari TUHAN, yang akan diberikan-Nya hari ini kepadamu; sebab orang Mesir yang kamu lihat hari ini, tidak akan kamu lihat lagi untuk selama-lamanya.” (Keluaran 14:13)_
Ada banyak pertanyaan yang harus dijawab dalam kehidupan ini, khususnya pertanyaan yang datang ketika hidup ada dalam masalah dan kita harus mencari atau memilih jawaban untuk mengatasi masalah tersebut. Saat mencari jawaban atas masalah atau persoalan hidup maka biasanya orang akan berusaha mencari akar masalahnya, supaya dapat menemukan solusinya, namun kadang kita bingung kepada siapa atau di mana jawaban itu didapat. Dalam ayat renungan kita, diceritakan bahwa bangsa Israel terdesak oleh pasukan Mesir yang mengejar mereka, sementara mereka sudah terpojok di tepi Laut Merah (ayat 10).
Dalam ketakutan mereka mempertanyakan dan sekaligus menyalahkan Musa karena membawa mereka keluar dari perbudakan (ayat 11-12). Bangsa Israel bertanya dalam bentuk sindiran kepada Musa, tapi Musa tetap tenang bahkan dengan bijaksana Musa menjawab agar mereka tidak perlu takut, tetapi tetap berdiri dan melihat keselamatan dari TUHAN, sebab orang Mesir yang mereka lihat sedang mengejar mereka hari itu, tidak akan mereka lihat lagi untuk selama-lamanya (ayat 13).
Dalam ayat 19 s.d. 31, kita mengetahui bagaimana Tuhan benar-benar membuat mujizat, dimulai dari kegelapan yang memisahkan orang Israel dengan pasukan Mesir semalam-malaman, sementara pada saat yang sama angin timur bertiup keras sehingga ada bagian dari Laut Merah yang menjadi kering dan menjadi jalan yang membelah laut itu sehingga banga Israel kemudian berjalan melewatinya menuju ke tepi di seberangnya. Ketika bangsa Israel selesai menyeberang, maka Tuhan menutup kembali jalan tersebut dengan air laut sehingga menenggelamkan seluruh pasukan Mesir yang sedang mengejar bangsa Israel.
Dari kisah ini ada beberapa hal yang bisa kita renungkan dari sikap Musa tersebut, yaitu: pertama, kita dapat menjadi pribadi yang lebih baik ketika menggunakan pengalaman masa lalu kita sebagai pelajaran. Musa memiliki kedewasaan emosi karena berpengalaman 40 tahun menggembalakan kambing domba. Masa sebagai gembala adalah masa persiapan psikologisnya Musa karena TUHAN tahu Musa akan mengalami banyak tekanan secara emosi saat memimpin bangsa Israel.
Kedua, untuk dapat menemukan jawaban yang bijaksana kita harus berfokus kepada Tuhan, sumber jawaban kita, bukan kepada masalah itu sendiri. Pertanyaan dan keluhan bangsa Israel sebetulnya membawa tekanan secara emosi, tetapi Musa mampu mengatasinya, karena ia fokus kepada Tuhan.
Ketiga, pengalaman dan pengenalan akan Tuhan akan melahirkan suatu keyakinan yang teguh, sehingga menjadi jawaban yang menguatkan dan menghiburkan. Musa memberikan penegasan bahwa TUHAN yang akan berperang untuk bangsa Israel, dan bangsa Israel hanya akan diam saja (ayat 14). Musa dapat berkata-kata demikian karena Musa mengenal TUHAN yang telah secara nyata menunjukkan kekuatan-Nya lewat sepuluh tulah dan berbagai tanda ajaib lainnya dalam hidup Musa.
Keempat, tekanan secara emosi yang kita alami adalah merupakan persiapan psikologis dari TUHAN sehingga kita dapat menolong dan melayani sesama kita yang sedang mengalami pergumulan hidup dan berusaha menemukan jawaban dari persoalan hidup mereka. Pengalaman hari ini adalah persiapan untuk hari esok, dan masalah hari ini adalah bahan jawaban yang bijaksana di kemudian hari. Amin! (YMH).
Questions:
1. Menurut Anda mengapa Musa dapat memberikan jawaban yang bijaksana kepada bangsa Israel yang sedang terdesak di tepi Laut Merah?
2. Ceritakan pengalaman masalah Anda di masa lalu yang ternyata kemudian menjadi jawaban bagi orang lain yang juga sedang bermasalah!
Values:
Jawaban yang bijaksana ada pada mulut warga Kerajaan Allah ketika ia sedang menghadapi masalah atau menolong orang lain.
Kingdom Quote:
_Lidah orang bijak mengeluarkan pengetahuan, tetapi mulut orang bebal mencurahkan kebodohan. (Amsal 15:2)_

16 November 2021

 *King’s Sword*

Tanggal: 16 November 2021
Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 11:1-32
Yeh 3-4

*KAYA DI HADAPAN ALLAH*

_”Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti. Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Lukas 12:19-21)._
Diceritakan seorang raja mempunyai empat istri. Saat ia sakit keras dan merasa akan mati, ia meminta istri yang keempat untuk menemaninya di akhirat dan mati bersamanya. Istri yang keempat ini selalu diberi baju yang terbaik, diberi perhiasan yang terbaik, dan diberi makanan yang terlezat. Namun istri yang keempat ini menolak dan berkata, “Saya tak mungkin menemanimu sampai akhirat. Kesetiaan saya hanya sampai di dunia ini.” Lalu ia berharap istri ketiga, yaitu istri yang banyak menyenangkan sang saja. Banyak waktu dihabiskan sang raja bersama istri yang ketiga ini. Banyak uang yang juga dihabiskan untuk istri yang ketiga ini. Namun istri yang ketiga ini juga menolaknya dan berkata, “Kalau kamu mati lebih baik aku jadi milik orang lain.” Tanpa putus asa sang raja berharap pada istri yang kedua. Namun istri yang kedua berkata, “Aku tak mungkin ikut denganmu. Tapi aku pasti mengaturkan upacara pemakaman yang terbaik bagimu.” Dalam keputusasaan, istri tertua yaitu istri pertama yang jarang sekali raja perhatikan justru berkata, “Aku akan selalu menyertaimu sampai akhirat sekalipun.”
Istri keempat adalah tubuh jasmani kita yang kita rawat serta diberi makanan dan pakaian yang terbaik. Tapi tubuh kita tidak dapat menyertai kita sampai akhirat. Istri ketiga adalah pekerjaan, hobi dan harta kita. Setelah kita mati, semua harta akan menjadi milik orang lain. Istri kedua adalah keluarga dan sahabat kita. Pada saat kematian mereka yang mencintai kita ini hanya bisa mengatur upacara pemakaman kita. Istri pertama adalah jiwa kita. Ia akan bersama kita terus bahkan sampai setelah kematian, karena jiwa kita adalah kita yang sesungguhnya.
Ayat bacaan di atas mengajarkan pada kita supaya kita tidak bertindak bodoh dengan hanya memperhatikan kebutuhan tubuh dan jiwa kita di dunia saja. Kita harus mengusahakan menjadi “kaya di hadapan Allah.” Artinya ayat ini pararel dengan cerita raja di atas bahwa seharusnya kita lebih mempersiapkan jiwa kita untuk suatu kehidupan setelah kematian, dari pada hanya kesenangan sementara di dunia ini. Dan selama di dunia inilah sebenarnya tempat kita mempersiapkan diri supaya “jiwa kita kaya.” Karena hanya jiwa yang “kaya di hadapan Allah” yang dapat menjamin hidup kita berkenan menghadap Allah Bapa kita di Surga. (DD)
Questions:
1. Apakah yang dimaksud kaya di hadapan Allah? Apakah ada hubungan dengan kaya secara harta jasmani ?
2. Bagaimana supaya kita kaya di hadapan Allah?
Values:
Warga kerajaan sejati pasti belajar bagaimana caranya “kaya di hadapan” Sang Raja. Bukan kaya harta tetapi kaya dengan kebaikan.
Kingdom Quote:
_Sekaya apapun kita di dunia ini , kekayaan kita tak dapat menjamin kehidupan kita setelah kematian._

15 November 2021

 *King’s Sword*

Tanggal: 15 November 2021
Hari: Senin

Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 10:22-42
Yeh 1-2

*BERJALAN DALAM IMAN*

_”Akhirnya, saudara-saudara, kami minta dan nasihatkan kamu dalam Tuhan Yesus: Kamu telah mendengar dari kami bagaimana kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah. Hal itu memang telah kamu turuti, tetapi baiklah kamu melakukannya lebih bersungguh-sungguh lagi” (1 Tesalonika 4:1)._
Hidup berkenan kepada Allah itu seperti apakah? Bukankah kita di dalam Kristus sudah berkenan karena karya Kristus di kayu salib? Ataukah masih kurang cukup? Bagaimana kita memahami teks ini? Apa yang dimaksud oleh Paulus ini adalah tentang perjalanan iman kita. Beberapa teks Alkitab menjelaskan bahwa hidup orang Kristen itu adalah sebuah perjalanan seumur hidup. Menariknya terjemahan literal atau dalam bhs Inggris menggunakan kata "berjalan." Bahasa Indonesia menggunakan kata "hidup" atau "hiduplah."
Roma 13:13 memerintahkan kita untuk "berjalan dengan benar seperti pada siang hari." Galatia 5:16 dan 25 menasihati kita untuk "berjalan oleh Roh." Efesus 5:2 memerintahkan kita untuk "berjalan dalam kasih". Efesus 5:8 memberitahu kita untuk "berjalan sebagai anak-anak terang." Kita harus berjalan di dalam Kristus (Kolose 2:6). Dan Kolose 4:5 memerintahkan kita untuk berjalan dalam hikmat.
Secara internal kita berjalan di dalam iman, tetapi manifestasinya harus tampak pada perjalanan eksternal. Itulah tingkah laku dan perbuatan kita yang harus selaras dengan iman kita.
Mangkanya pertobatan sejati itu harus tampak dalam gaya hidup kita. Tidak mungkin orang yang mengaku sudah bertobat dan telah berjalan secara internal di dalam iman, tapi tidak menunjukkan perjalanan eksternal yang sesuai dengan gaya hidup Kerajaan Allah.
Frasa "kamu harus hidup supaya berkenan kepada Allah" yang diperintahkan Paulus ini adalah dorongan kepada jemaat di Tesalonika supaya mereka semakin bersemangat dan bergairah untuk berjalan di dalam iman mereka sesuai dengan panggilan mereka sebagai orang kudus dan dipilih oleh Allah. Tentunya kita tidak bisa melakukan dengan kekuatan kita. Ada anugerah Tuhan yang bekerja sejak pertama kali kita diselamatkan melalui iman (_saving grace_). Anugerah ini juga terus bekerja dalam hidup kita untuk memberikan kemampuan kepada kita untuk hidup semakin berkenan kepada-Nya. Inilah anugerah yang memampukan itu (_emporing grace_).
Keselamatan itu menyangkut tanggung jawab dan disiplin rohani kita. Jangan meremehkan pengaruh yang ada di dunia ini. Jangan berkompromi dengan debu kecil yang seringkali kita anggap tidak berbahaya, namun debu kecil dapat masuk ke mata kita dan dapat menyebabkan infeksi yang berbahaya. Artinya jangan berkompromi dengan dosa sekecil apapun! (DH)
Questions:
1. Mengapa perlu pembuktian kalau kita memang sedang berjalan dalam iman?
2. Apa hambatan kita untuk berjalan dalam iman?
Values:
Iman yang benar perlu diuji dan dibuktikan.
Kingdom Quote:
_Iman yang benar secara internal harus termanifestasikan secara eksternal._

 *King’s Sword*

Tanggal: 14 November 2021
Hari: Minggu

Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 10:1-22
Rat 3-5

*BATU KECIL*

_”Lalu Daud memasukkan tangannya dalam kantungnya, diambilnyalah sebuah batu dari dalamnya, diumbannya, maka kenalah dahi orang Filistin itu, sehingga batu itu terbenam ke dalam dahinya, dan terjerumuslah ia dengan mukanya ke tanah. Demikianlah Daud mengalahkan orang Filistin itu dengan umban dan batu; ia mengalahkan orang Filistin itu dan membunuhnya, tanpa pedang di tangan_.” 1 Samuel 17:49-50
Baru-baru ini, saya mengalami sebuah pengalaman tidak enak dengan salah satu distributor minuman ringan. Sebabnya sepele saja, rupanya bagian pengiriman distributor itu mengabaikan info waktu pengiriman dan menyuruh konsumen menebak-nebak sendiri kapan mereka akan mengirimnya.
Mungkin, dari pihak pegawainya sendiri meremehkan kalimat, “Kirim besok, ya, Bu.” Karena menganggap itu tidak penting. Padahal, dari hal kecil tersebut, saya jadi menunggu seharian tanpa mendapatkan apa-apa. Lalu esoknya, pas saya ada jadwal lain, mereka menelepon dengan gaya mendesak, menyuruh saya mengambil kiriman minuman ke depan gang. Kejadian ini pun ternyata bukan hanya satu-satunya. Teman saya yang merupakan _catering dan event organizer_ juga diperlakukan secara sama. Intinya, bagi mereka masalah waktu itu terlalu kecil dan sepele, walaupun bagi konsumen, itu jadi merugikan.
Sebagai anak-anak Tuhan, kita tidak boleh lupa kalau Tuhan juga pernah berfirman “_setialah terhadap perkara kecil dan engkau akan dipercayakan perkara besar_.” Tak jarang, orang yang besar dan
hebat
bukan jatuh karena batu yang besar, melainkan karena tersandung oleh batu yang kecil.
Dalam kisah alkitab pun, Goliath yang mulanya sangat perkasa dan ditakuti oleh orang Israel bukan mati oleh pedang atau tombak, melainkan oleh batu kecil yang diambil Daud dari sungai. Raksasa yang mulanya tidak terkalahkan itu juga bukannya jatuh di tangan kesatria jagoan, akan tetapi jatuh di tangan anak gembala yang mulanya dia remehkan.
Oleh karena itu, dalam hal pekerjaan dan pelayanan, hendaknya kita sebagai anak-anak Tuhan tidak mengabaikan satu perkara kecil pun. Bagi kita, mungkin hal itu terlihat sepele, remeh, dan tidak penting. Akan tetapi, bagi orang lain, hal yang sama bisa sangat berarti dalam kehidupan mereka. Begitu pun kita sebaiknya jangan menganggap orang lain lebih rendah dari kita. Bisa jadi, kita malah belajar banyak dari mereka yang kita rendahkan itu. Bukankah Tuhan juga sering memakai orang yang dianggap rendah dan kecil oleh dunia? (PF)
Questions:
1. Mengapa kita tidak boleh meremehkan hal kecil?
2. Bagaimana Tuhan memandang hal-hal kecil?
Values:
“Barangsiapa setia dalam perkara-perkara kecil, ia setia juga dalam perkara-perkara besar. Dan barangsiapa tidak benar dalam perkara-perkara kecil, ia tidak benar juga dalam perkara-perkara besar.”� Lukas 16:10
Kingdom Quote:
_Small thing does matter - Anonim._

13 November 2021

🇰 🇮 🇳 🇬 '🇸 🇸 🇼 🇴 🇷 🇩

Tanggal: 13 November 2021
Hari: Sabtu

Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 9:24-41
Rat 1-2

*JANGAN TAKUT dan GENTAR*

“Dan siapakah yang akan berbuat jahat terhadap kamu, jika kamu rajin berbuat baik? Tetapi sekalipun kamu harus menderita juga karena kebenaran, kamu akan berbahagia. Sebab itu janganlah kamu takuti apa yang mereka takuti dan janganlah gentar” (1 Petrus 3:13-14)
Setiap hari adalah peperangan rohani. Peperangan rohani bukan melawan daging atau manusia, namun melawan roh-roh jahat. Peperangan rohani dapat terjadi setiap saat. Setiap hari kita juga diperhadapkan untuk memilih dan memutuskan sesuatu. Mau tak mau kita harus memilih dan memutuskan sesuatu setiap hari. Setiap pilihan dan keputusan kita sangat memengaruhi kehidupan kita di masa kini dan masa depan. Oleh sebab itu kita memikirkan apa yang harus kita lakukan. Oleh sebab itu kita juga memikirkan apa alasan kita memilih dan memutuskan sesuatu. Ada satu hal yang sangat penting dalam kehidupan kita, yaitu jangan takut dan gentar. Bagaimana kita menjalani kehidupan tanpa takut dan gentar?
Yang pertama, tetap berbuat benar dan baik, 1 Ptr 3:13-14. Jangan berpikir negatif kepada orang lain. Jangan sekali-kali berpikir negatif tentang orang lain. Berpikir negatif tentang orang lain sebenarnya merugikan hati, pikiran, waktu dan tenaga kita. Mari kita belajar berpikir positif, benar dan baik tentang orang lain. Kita juga jangan suka menaruh rasa curiga kepada orang lain. Rasa curiga menyebabkan hati, mental dan pikiran kita menjadi rusak. Oleh sebab itu tetaplah berbuat benar dan baik dalam segala keadaan, inilah kehendak TUHAN bagi kehidupan kita. Mari jangan hidup dalam ketakutan dan kegentaran jika kita hidup benar dan baik di mata TUHAN. Mari kita tetap bersyukur sekalipun harus menderita. Penderitaan yang kita alami pasti ada masa kadaluarsanya. TUHAN turut bekerja sama dengan kita saat kita melakukan kebenaran dan kebaikan di dalam TUHAN.
Yang kedua, kuduskan TUHAN, 1 Ptr 3:15a. Hiduplah kudus dalam segala keadaan. Hidup kudus adalah prioritas kehidupan kita. Utamakan TUHAN setiap hari. Orang yang mengutamakan TUHAN adalah orang yang menyadari bahwa prioritas tertinggi kehidupannya adalah TUHAN. Yang ketiga, hidup bertanggung jawab, 1 Ptr 3:15b-16. Setiap tindakan yang kita lakukan adalah mengalir dari hati kita. Kita bertanggung jawab atas setiap tindakan yang kita lakukan. Mari kita miliki perkataan dan sikap yang lemah lembut dan penuh hormat kepada orang lain. Mari kita miliki hati nurani yang murni dan lurus setiap hari. Tetaplah menjaga kehidupan yang benar dan baik setiap hari. Tetaplah menjaga kehidupan dengan kesungguhan hati. Mari jangan membalas kejahatan dengan kejahatan, namun membalas kejahatan dengan kebaikan. Orang yang hidup dalam kebenaran dan kebaikan akan memperoleh perlindungan dan pembelaan TUHAN. (DW)
Questions:
1. Mengapa kita harus hidup dalam kekudusan, kebenaran dan kebaikan di dalam TUHAN setiap hari?
2. Bagaimana kita menjalankan kehidupan yang tidak takut dan gentar dengan tantangan dan ancaman dunia?
Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau hidup kudus di hadapan Allah dan manusia.
*Jangan hidup dalam ketakutan dan kegentaran jika Anda hidup benar dan baik di mata TUHAN.*

12 November 2021

 *King’s Sword*

Tanggal: 12 November 2021
Hari: Jumat

Bacaan Alkitab Setahun:

Yoh 9:1-23
Yer 51-52

*INGIN BERBUAT BANYAK TAPI ENGGAN MATI*

_“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika ia mati, ia akan menghasilkan banyak buah”� (Yohanes 12:24)._
Bagi petani, mencari benih unggul dan menanamnya adalah cara yang paling lazim dilakukan untuk melipatgandakan hasil buah padi ataupun gandum.
Yesus memakai perumpamaan menanam gandum untuk mengajarkan prinsip pelipatgandaan kehidupan secara rohani. Dimulai dari dirinya yang ibarat benih gandum yang harus mati disalibkan dengan sukarela untuk bisa menghasilkan kualitas hidup surgawi di muka bumi. Ingat Yesus adalah benih unggul, benih kualitas surgawi.
Regenarasi dan pelipatgandaan memerlukan benih yang mati, tanpa kematian mungkin saja terjadi duplikasi, tetapi duplikasi palsu yaitu sekedar peniruan atau fotokopi yang hanya nampak sama pada sikap di luar. Ini hanya peniruan bukan regenerasi.
Seorang pemimpin rohani yang mengharapkan hasil 'buah yang banyak' atau regenerasi , harus siap 'mati' seperti biji gandum. Mati, yang artinya siap berkorban, yaitu rela menerima ketidaksempurnaan, rela meluangkan waktu dan mengajar. Rela untuk tidak populer, rela bekerja tanpa pamrih, rela untuk menjadi tak terkenal demi memberi kesempatan pada generasi yang baru.
Intinya adalah seorang pemimpin harus rela mengorbankan kepentingan diri sendiri demi orang yang dipimpin. Ia haruslah seorang yang 'sudah selesai' dengan dirinya sendiri. Agenda hidupnya hanya untuk orang lain. Dengan demikian ia akan secara alami rela dan ikhlas untuk mempersiapkan generasi baru sebagai penggantinya.
Dia akan dengan rela “lengser keprabon, madeg pandito” yang artinya tidak lagi memegang kekuasaan dan hanya jadi penasihat.
Sudah selesai dengan diri sendiri atau mati terhadap kepentingan diri sendiri (seperti benih gandum yang jatuh dan di tanam ke dalam tanah) sebenarnya sikap wajar yang diharuskan kepada semua orang yang percaya Kristus. Bukan hanya pemimpin Kristen formal. Sehingga seorang Kristen yang sudah mati bagi kepentingan diri sendiri, sebenarnya sudah menjadi seorang bapa rohani bagi orang-orang yang dilayaninya. Sebaliknya sekalipun seorang pemimpin di gereja atau seorang pendeta, jika ia belum selesai dengan dirinya sendiri, alias belum mati terhadap kepentingan diri sendiri, ia bukan seorang bapa rohani bagi siapapun.
Jadi jangan pernah berharap berbuah banyak jika kita tidak rela dan tidak siap untuk jadi benih yang mati. (DD)
Questions:
1. Apakah arti hikmat? Mengapa hikmat lebih bernilai dibanding emas dan permata?
2. Bagaimana seseorang dapat mempunyai hikmat?
Values:
Setiap warga kerajaan akan diproses di dalam hidupnya supaya mereka mengalami pemurnian dan menemukan hikmat Tuhan.
Kingdom Quote:
_Proses akan menghasilkan perubahan cara berpikir, lalu akan menghasilkan pengalaman baru, lalu menghasilkan pengetahuan baru atau hikmat yang baru._

 *King’s Sword*

Tanggal: 11 November 2021
Hari: Kamis

Bacaan Alkitab Setahun:
Yoh 8:30-59
Yer 50

*KETIKA SURAT ANCAMAN DATANG*

_Hizkia menerima surat dari tangan para utusan itu dan membacanya. Kemudian, dia pergi ke Bait TUHAN dan membentangkan surat itu di hadapan TUHAN. Hizkia berdoa kepada TUHAN, katanya, “Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim, Engkaulah, hanya Engkau, Allah atas seluruh kerajaan di bumi. Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi”� (AYT - Yesaya 37:14-16)._
Benarlah dikatakan bahwa respons awal akan menentukan akhir dari sebuah peperangan, kalah atau menang. Kalau respons kita buruk maka itu adalah kekalahan awal dari sebuah peperangan.
Saat Raja Hizkia menerima surat ancaman dari Sanherib, Raja Asyur, ternyata ia berespons dengan benar. Dikatakan bahwa dia pergi ke bait Tuhan serta membentangkan surat ancaman itu di hadapan Tuhan.
Dengan kata lain hizkia membawa masalahnya pertama kepada Tuhan. Ia tidak mencari yang lainnya namun hanya kepada Tuhan sebagai yang pertama dan utama. Sebab persoalannya itu terlalu besar untuk ditangani juga tidak ada temannya yang akan sanggup membantunya kecuali hanya Tuhan sendiri yang mampu.
Dan ketika ia berdoa kepada Tuhan maka kalimat pertama yang diucapkannya adalah menyerukan atau menyebutkan kemahakuasaan Tuhan, “_Ya TUHAN semesta alam, Allah Israel, yang bertakhta di atas kerubim, Engkaulah, hanya Engkau, Allah atas seluruh kerajaan di bumi. Engkaulah yang telah menjadikan langit dan bumi_” (ayat 16).
Hizkia memberikan pengakuan kepada Allah yang Maha Hebat itu atau Allah yang transenden. Pengakuan ini membuktikan kebenaran yang yang tak terbantahkan bahwa Allah itu memang Maha Kuasa. Sekaligus ia menguatkan dan mengingatkan dirinya sendiri bahwa ada Allah yang Maha Kuasa yang menjadi andalannya.
Ini sama dengan yang dilakukan oleh jemaat mula-mula ketika mereka mendapatkan ancaman dari
orang Yahudi maupun pemuka agama saat itu. Mereka juga berdoa menyerukan dan mengakui Allah yang
transenden itu: “_Dan, ketika teman-temannya itu mendengarnya, mereka mengangkat suara mereka kepada Allah dengan sehati dan berkata, Ya Tuhan, Engkaulah yang telah menjadikan langit, bumi, laut, dan segala isinya_”� (AYT - Kisah Para Rasul 4:24).
Perhatikan seruan mereka mirip karena sama-sama menyebut serta menyerukan kemahakuasaan Tuhan yang menciptakan alam semesta ini dan yang menjadikan langit bumi langit dan segala isinya. Puji Tuhan! Allah yang transenden bersama dengan kita, namun bulan hanya transenden namun Ia juga Allah yang imanen, yaitu Allah yang sangat dekat dengan kita bahkan tinggal bersama dengan kita, juga mencintai kita dan memimpin kita sampai pada akhir zaman.
Dengan demikian kita bisa berkata bahwa kita adalah lebih daripada pemenang di dalam Kristus yang mengasihi kita. Segala masalah persoalan penderitaan apapun juga dapat kita lalui bersama dengan
Kristus. (DH)
Questions:
1. Mengapa respons yang benar itu penting manakala kita mendengar berita yang menakutkan?
2. Apa langkah berikutnya setelah kita berespons dengan benar?
Values:
Respons awal adalah penentuan langka kemenangan kita.
Kingdom Quote:
_Respons kita adalah kemenangan kita._

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...