30 Juni 2021

WARISAN ROHANI

Dalam perlombaan lari estafet, selain kecepatan berlari dari setiap anggota tim, hal yang krusial adalah proses perpindahan tongkat estafet dari pelari terdahulu ke pelari berikutnya. Kegagalan dalam proses ini bisa menyebabkan kekalahan dalam keseluruhan pertandingan. Dalam kehidupan, hal ini berlaku juga ketika terjadi perpindahan kehidupan dari generasi ke generasi. Kegagalan orang tua dalam meneruskan ‘warisan rohani’ kepada anak-anaknya menyebabkan kesulitan; bahkan kegagalan bagi generasi berikutnya.
Generasi baru membutuhkan pijakan yang kuat sebagai langkah awal kehidupan mereka dan hal ini seharusnya didapat dari generasi sebelumnya. Bila orang tua tidak mengerti dengan baik apa yang menjadi peran dan tanggung jawabnya, bagaimana mungkin seorang anak dapat memaksimalkan potensi dalam dirinya dan menggenapi rencana Allah? Peran orang tua sangat menentukan keberadaan seorang anak di kemudian hari.1
Sebagai orang tua, kita harus selalu memandang jauh ke depan; ke masa depan anak-anak kita dan masa depan anak-anak mereka. Amsal 13:22a,

“Orang baik meninggalkan warisan bagi anak cucunya … “

Mengajarkan bahwa harus ada warisan yang diberikan bagi anak cucu. Yang dimaksud tentu bukan warisan harta kekayaan, tetapi warisan nilai-nilai kehidupan yang membentuk dan mengajar anak-anak untuk hidup benar di hadapan Tuhan.
Kegagalan imam Eli dalam mendidik anak-anaknya dan keberhasilan Hana menjadikan Samuel muda terpilih menjadi imam merupakan contoh yang tegas yang Alkitab berikan kepada umat-Nya. Kehidupan Samuel yang berkenan kepada Tuhan serta Hofni dan Pinehas yang berdosa di hadapan Tuhan, mengajarkan pentingnya mewariskan kehidupan rohani dengan nilai Kerajaan Allah dari generasi ke generasi. Di tengah serbuan teknologi informasi yang semakin berkembang pesat yang memungkinkan generasi sekarang ini terakses dengan segala jenis informasi dari yang terbaik sampai yang terburuk, seharusnya mereka diperlengkapi dari sejak dini dengan ‘filter’ nilai-nilai Kerajaan Allah dan kebenarannya.

BEBERAPA WARISAN ROHANI

  1. Keteladan dalam Beribadah dan Melayani Tuhan (1 Petrus 2:9)
    Sejak kecil Samuel sudah berada dalam lingkungan Bait Allah dan terbiasa mengenakan jubah dan baju efod dari kain lenan yang dibuatkan ibunya. 1 Samuel 2:19 mencatat setiap tahun secara rutin ibunya memberikan jubah imam kepada anaknya. Gambaran ketekunan dan kesungguhan dari seorang ibu yang menginginkan anaknya tumbuh menjadi seorang pelayan Tuhan. Hasilnya adalah Tuhan justru memilih Samuel menjadi imam dibandingkan dengan kedua anak imam Eli sendiri yang hidup dalam dosa.
    1 Samuel 2:26 mencatat bahwa Samuel yang muda itu, semakin besar semakin disukai, baik di hadapan TUHAN maupun di hadapan manusia. Samuel mendapat pijakan untuk langkah awalnya sebagai seorang imam melalui kesetiaan ibunya, sedangkan Hofni dan Pinehas kehilangan pijakan itu dikarenakan sikap ayahnya yang hanya mempedulikan jabatan dan fasilitas sebagai imam serta menghormati anak-anaknya lebih dari menghormati Tuhan. (1 Samuel 2:29)
    Demikian juga Yusuf dan Maria setiap tahun selalu membawa serta Yesus pergi ke Yerusalem pada hari Paskah. (Lukas 2:4)
    Kesetiaan dan kesungguhan orang tua dalam ibadah dan waktu-waktu persekutuan dengan Tuhan secara pribadi menjadi teladan hidup, dan membentuk nilai-nilai rohani bagi anak-anaknya. Orang tua yang tekun berdoa, tekun membaca Alkitab dan setia melayani Tuhan menjadi contoh yang akan ditiru oleh anak-anaknya. Menjadi teladan adalah inti dari menolong anak-anak untuk berkembang secara rohani.3

    Anak-anak mengamati kita ketika kita sama sekali tidak menyadarinya, mencatat dalam pikiran dan hati mereka setiap rinci dari sikap dan tindakan kita.4 Seringkali teladan dalam hal beribadah jauh lebih efektif dibandingkan dengan perintah untuk beribadah.
    Paulus juga menekankan kepada anak rohaninya yaitu Timotius; bahwa iman yang tulus ikhlas yang dimiliki Timotius adalah iman yang sama yang hidup dalam diri neneknya Lois dan dalam ibunya Eunike. (2 Timotius 1:5)
    Orang tua harus hidup dalam kebenaran dan iman untuk bisa mewariskan hal-hal rohani kepada anak-anaknya. Orang tua jangan hanya menyuruh anak berdoa dan membaca Alkitab setiap hari, tapi jadilah teladan dalam berdoa dan membaca Alkitab setiap hari.

  2. Hidup yang Berintegritas
    Bukan saja anak-anak harus belajar menanggapi suara Allah, tetapi mereka pertama-tama harus belajar menanggapi suara orang tua mereka.5 Tuhan mengajar umat Israel melalui Yeremia dengan sebuah contoh dari kehidupan kaum orang Rekhab. (Yeremia 35:1,2)
    Kaum orang Rekhab menolak anggur pemberian Yeremia karena setia kepada perintah Yonadab bin Rekhab, bapa leluhur mereka, yang memerintahkan untuk tidak minum anggur sampai selama-lamanya dan Tuhan memberikan janji-Nya bahwa keturunan Yonadab bin Rekhab tidak akan terputus melayani Tuhan sepanjang masa. (Yeremia 35:6-19)
    Kekudusan hidup dan menjauhkan diri dari kecemaran dan dosa adalah bukti kesetiaan seseorang kepada Tuhan. Tuhan tidak hanya menyelamatkan, tetapi juga Dia menguduskan kita melalui karya Roh Kudus untuk menjadikan kita menjadi umat yang layak bagi-Nya. (Lukas 1:17)
    Teladan kekudusan ini haruslah dapat ditemukan oleh seorang anak dalam hidup orang tuanya. Di tengah dunia yang semakin rusak dan menuju kepada kehancurannya, umat Tuhan harus berani ‘memisahkan diri’ dalam kekudusan yang semakin meningkat hari demi hari. (Wahyu 22:11)
    Dunia menawarkan segala kemegahan dan kenikmatannya seperti yang ditawarkan Iblis kepada Yesus dalam pencobaan di padang gurun. Sama seperti Yesus yang menolak kemegahan dunia tetapi memilih salib dan penderitaan, demikian umat Tuhan harus berani memilih untuk membayar harga dalam pengudusan daripada menikmati dosa dalam kehidupannya.
    Memilih untuk hidup dalam ketaatan dan menjauhkan diri dari dosa memang membutuhkan harga yang harus dibayar. Kualitas kekristenan seseorang dicapai dengan perjuangannya melawan dosa dan kemauannya untuk mencari Tuhan sepanjang hidupnya. Hal ini dimungkinkan dalam kasih karunia Tuhan dan dengan pertolongan Roh Kudus.
    Dalam kehidupan zaman ini yang berusaha menjadikan segala sesuatu lebih mudah dan instan, proses pengudusan dalam Roh Allah mendapatkan tantangan tersendiri. Kebiasaan hidup yang mudah dan instan menjadikan generasi zaman ini bertumbuh menjadi pribadi yang mudah menyerah dalam menghadapi proses kehidupan rohani. Pemahaman kebenaran yang didapat dari pengajaran singkat yang didapat dari media sosial lebih disukai dibandingkan dengan pemahaman kebenaran yang mendalam melalui pengajaran dan pemuridan yang membutuhkan waktu dan usaha yang lebih keras.
    Akar iman dan rohani yang dalam dan kuat didapat dari sebuah proses pembelajaran kebenaran dan kehidupan yang berjalan bersama dengan Roh Kudus setiap hari sepanjang hidup. Perenungan Firman yang teratur, pembacaan buku-buku rohani yang berkualitas, kehidupan doa, pujian dan penyembahan yang berkesinambungan adalah syarat untuk mendapatkan kehidupan rohani yang semakin kuat dan semakin dewasa.

  3. Kasih yang Mendalam kepada Tuhan
    Kasih kepada Tuhan dan sesama adalah dasar dari kehidupan orang percaya. (1 Korintus 13)
    Iman dan pengharapan menjadi sempurna di dalam kasih. Petrus mengajarkan bahwa hasil akhir iman adalah kasih. (2 Petrus 1:5-7)
    Tuhan Yesus memberikan Perintah Agung yaitu mengasihi Allah dan sesama sebagai hukum yang terutama. (Matius 22:37-38) Bahkan buah Roh dimulai dengan kasih (Galatia 5:22-23). Kasih menghasilkan ‘rasa’ yang lain dan lengkap dari buah Roh itu. Selalu hidup dalam kasih yang semula itulah kerinduan Tuhan atas umat-Nya. (Wahyu 2:4-5)

    Orang tua yang mengasihi Tuhan dan mengaplikasikannya dalam hal mengasihi keluarganya adalah contoh dan keteladanan yang harus didapat oleh anak-anak. Seorang ayah yang mengasihi istrinya dan seorang ibu yang menghormati suaminya menjadikan seorang anak hidup dalam kasih, dan memudahkannya mengenal kasih Bapa di dalam Yesus Kristus.
    Kasih akan membentuk pribadi yang bertumbuh baik dan membawa mereka mengenal Allah yang adalah kasih itu sendiri. Pribadi yang demikian akan memiliki karakter yang kuat dan kedewasaan secara rohani dan jiwani dengan baik, ditambah dengan pengetahuan dan kecakapan maka akan memberikan dampak yang baik bagi lingkungannya dan menjadi bagian dalam membangun bangsa ini.

Biarlah generasi Yeremia yang dipenuhi Roh Kudus, cinta mati-matian kepada Tuhan Yesus, tidak kompromi terhadap dosa, dan akan bergerak untuk memenangkan jiwa; akan muncul dengan warisan rohani dari pendahulunya. Amin. (BM)

  1. Jaliaman Sinaga dan Marilynda Sumbayak, 7 Kesalahan dalam mendidik anak, (Jakarta: Divisi Pengajaran GBI Jl. Gatot Subroto, 2016), hlm. 60
  2. Myles Munroe, The Purpose and Power of Love and Marriage (Jakarta: Immanuel, 2006), hlm. 322
  3. Divisi Pengajaran GBI Jl. Gatot Subroto, Bimbingan Pernikahan (Jakarta: 2015), hlm. 279
  4. Robert dan Angeline Tucker, Jika Bukan Tuhan yang Membangun Rumah (Jakarta: Voice of Hope, 2013), hlm. 188
  5. Ibid, hlm. 195

 *King's Sword -

Tanggal: 30 Juni 2021

Hari: Rabu

Bacaan Alkitab Setahun:
Gal 2
Ayb 14-16
*KELEBIHAN KEMBALIAN*
_"Barangsiapa mengatakan, bahwa ia ada di dalam Dia, ia wajib hidup sama seperti Kristus telah hidup."_ 1 Yohanes 2:6
Sebuah cerita menarik tentang kejujuran pernah saya baca dari sebuah forum diskusi. Beberapa tahun yang lalu seorang pendeta muda ditugaskan ke London, lnggris. Sebagai sarana transportasi, pendeta itu memilih naik bus kota. Hari itu ketika ia duduk di dalam bus, ia menyadari bahwa sopir bus ternyata telah memberinya kembalian yang lebih 20 sen. Pendeta muda itu mempertimbangkan apa yang akan dilakukannya. Dia berpikir, "Aku harus mengembalikan 20 sen ini. Adalah salah untuk menyimpannya." Tapi kemudian dia berpikir lagi, "Ah, sudahlah, ini hanya 20 sen. Siapa juga yang akan peduli dengan uang kecil ini? Pengemudinya pasti tidak memperhatikan" Ketika bus tiba di tempat di mana dia harus turun, pendeta muda itu berhenti sejenak di depan pintu. Dia menyerahkan uang 20 sen itu kepada sopir, "Ini, kembalianmu tadi kelebihan". Sopir bus tersenyum dan berkata, "Bukankah Anda gembala jemaat yang baru di area ini? Beberapa hari ini aku telah berpikir untuk datang beribadah di gereja Anda. Aku hanya ingin melihat apa yang akan Anda lakukan, jika aku memberikan kembalian lebih"
Pendeta muda itu turun dari bus dengan lutut gemetar. Dia berdiri bersandar sesaat di tiang lampu terdekat, "Oh TUHAN, aku hampir saja menjual kekristenan dengan harga 20 sen!" (sumber cerita: anonim)
Kita mungkin tidak akan pernah mengetahui apa pengaruh tindakan kita terhadap orang lain. Terkadang, kitalah satu-satunya orang Kristen yang mereka temui, atau satu-satunya cerminan Kristus yang pernah mereka lihat. Jika kita salah dalam bertindak dan tidak mencerminkan gaya hidup Kerajaan Sorga, maka dengan sangat mudah mereka akan mencela Kerajaan Sorga yang semestinya terpancar dari kehidupan kita. Oleh sebab itu, mari senantiasa lakukan gaya hidup Kerajaan Sorga, sehingga mereka mengerti teladan sang Raja lewat kehidupan kita. Salah satu ciri warga Kerajaan Sorga adalah kejujuran mengenal pengelolaan uang, bahkan dalam hal sederhana sekalipun, yang berkaitan dengan uang sangat kecil, hanya 20 sen. Namun lewat integritas yang kita tunjukkan, orang akan melihat kehidupan Kristus terpancar lewat setiap perilaku kita. Biarkan mereka membaca Yesus Kristus dari hidup kita. Biarkan mereka membaca tentang cinta-Nya dan tentang anugerah-Nya. Bagaimana dengan Anda? (JB)
Questions:
1. Menurut Anda dengan cara apakah orang bisa melihat keberadaan Kristus delam kehidupan kita?
2. Apa maksud dari pernyataan bahwa "orang percaya merupakan surat Kristus yang terbuka?"
Values:
Sebagai orang Kristen, orang lain di sekitar kita semestinya melihat kita sebagai warga Kerajaan Sorga, yang tentu memiliki perilaku sorgawi.
Kingdom Quote:
_Lewat integritas yang kita tunjukkan, orang lain akan melihat kehidupan Kristus terpancar di dalam setiap perilaku kita._

 *King's Sword

*Tanggal: 29 Juni 2021*

Hari: Selasa

Bacaan Alkitab Setahun:

Gal 1

Ayb 11-13

*DECISION VERSUS CONDITION*
_"Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan! Sekali lagi kukatakan: Bersukacitalah. Hendaklah kebaikan hatimu diketahui semua orang. Tuhan sudah dekat. Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur."_ Flipil 4:4-6
Setahun masa pandemic telah kita lalui, dan hal ini masih belum berakhir. Masa ini membuat kita dituntut untuk memberi respon-respon yang tepat terhadap situasi yang kita hadapi. Kualitas respon-respon kita akan menentukan keberadaan hidup kita. Respon adalah sebuah tanggapan kita, bisa berupa perasaan, sikap, perkataan, tindakan kita dalam menghadapi sebuah situasi. Dalam kaitan dengan respon, maka kita melihat ada dua kondisi. Yang pertama, situasi menentukan respon dan pada akhirnya mempengaruhi kita. Contohnya kita marah saat mengendarai kendaraan, karena ada situasi orang lain yang memotong kita. Atau ada situasi orang yang berespon dengan merasa putus asa, karena alami sakit tertentu. Atau kita berespon gembira, antusias karena baru saja mengalami situasi mendapat hadiah atau apresiasi. Artinya respon kita ditentukan oleh keadaan situasi yang kita alami. Jika situasinya baik maka kita berespon baik, tetapi jika situasinya cenderung negatif, kita juga akan berespon negatif.
Tetapi kondisi yang kedua adalah respon mempengaruhi situasi. Artinya kita telah memiliki kualitas-kualitas respon untuk menghadapi berbagai situasi. Misalnya meskipun kondisi masih dalam situasi masa pandemik ini ada orang yang memilih respon untuk tetap bersemangat, berjuang sehingga beraasil mengubah situasi sulit menjadi sebuah kesempatan.
Firman Tuhan yang kita baca hari ini mengajarkan kepada kita untuk sebuah pilihan respon "bersukacita" dalam segala keadaan. Bersukacita di sini mewakili sebuah gambaran respon positif apapun situasinya. Pilihan sikap ini haruslah dimulai dari sebuah keputusan (_decision_) mental sebelum terjadinya sebuah situasi (condition). Banyak orang sulit membuat respon yang benar, karena baru berpikir untuk menyusun respon saat sebuah peristiwa, situasi (_condition_) terjadi terlebih dahulu, akibatnya situasi negatifnya telah terlebih dahulu membelenggu mental kita. Sebagai contoh kita baru berpikir untuk bagaimana memilih respon kita saat sudah dalam keadaan sakit, kerugian, penderitaan, atau menghadapi perilaku anak yang mungkin menjengkelkan. Tentunya sulit untuk membuat keputusan benar dalam kondisi tersebut jika tidak dibiasakan terlebih dahulu.
Saat Yesus dicobai tiga kali, kita melihat bahwa Yesus meski dalam situasi negatif - yaitu kondisi lapar, di padang gurun yang panas dan kering, dan berhadapan dengan Iblis, IA dengan tenang menjawab: "Ada tertulis". Hal itu bermakna Yesus telah membuat sebuah keputusan mental kebenaran sebelumnya berdasarkan prinsip Firman Tuhan, dan menggunakan keputusan mental tersebut untuk menghadapi situasi yang ada. Anda mengerti? (HA)
Questions:
1. Sudahkah Anda melatih diri untuk selalu berespon benar dalam setiap kondisi?
2. Pernahkah Anda berespon salah (negatif), apa yang Anda alami saat itu?
Values:
Belajarlah untuk berespon sesuai kebenaran Firman Tuhan, supaya kehidupan yang kita jalani mencerminkan nilai Kerajaan-Nya.
Kingdom Quote:
_Your decision will determine your condition (Keputusanmu menentukan situasimu)._

28 Juni 2021

 Tanggal: 28 Juni

Hari: Senin


*King's Sword"
Bacaan Alkitab Setahun:
Mar 16
Ayb 8-10


*KHAWATIR DAN CINTA*

_"Tetapi carilah dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu"_ Matius 6:33
Mencari kerajaan Allah dan kebenaran-Nya adalah sebuah pengakuan Allah sebagai Raja di atas kehidupan Anda dan laku hidup menurut firman-Nya. Anda menempatkan kehendak-Nya menjadi prioritas yang utama dalam hidup Anda yaitu Allah dan kebenaran firman-Nya. Karena seluruh firman Allah melukiskan kodrat sejati Allah, tujuan, kehendak dan ketetapan-Nya. Manusia memang tidak cukup pandai mengintropeksi diri -- menyelidiki diri sendiri, sehingga Yesus harus mengajak kita untuk belajar pada hewan supaya kita bisa belajar mengenai pencukupan dan pemeliharaan Allah bagi manusia.
Yesus mengatakan, "Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?Jadi jika demikian Allah mendandani rumput di ladang, yang hari ini ada dan besok dibuang ke dalam api, tidakkah la akan terlebih lagi mendandani kamu" (Matius 6:26,30) Kata khawatir dalam bahasa Inggris adalah _'worry'_. Kata ini diambil dari bahasa Jerman kuno yang artinya mencekik atau tercekik. Bagi Yesus rupanya kekhawatiran merupakan salah satu musuh terbesar dari cinta Allah. Anda dapat bayangkan jika anda mencintai seseorang namun orang tersebut terus mengkhawatirkan dan meragukan cinta anda? Dan tidak disadari kekhawatiran terus berbual-bual dari kehidupan orang-orang Kristen, baik tentang apa yang mereka makan, minum dan pakai.
Banyak orang khawatir mengenai masa depan, usaha atau pekerjaan, masalah keuangan, kesehatan, keluarga, orang tua, dan anak-anak mereka. Tentu 'khawatir' adalah manusiawi, namun kekhawatiran yang dilebih-lebihkan dan dibesar-besarkan hanya akan membutakan kita dan membuat kita kehilangan keyakinan akan cinta Allah dalam firman-Nya yang memelihara kehidupan kita. Kekhawatiran menjadi perhatian khusus bagi Yesus, suatu kali la menegur murid-murid-Nya saat mereka khawatir, la mengatakan "Siapakah di antara kamu yang karena kekuatirannya dapat menambahkan sehasta raja pada jalan hidupnya?" (Matius 6:27). Karena Yesus mengingatkan kita semua bahwa kekhawatiran adalah sebuah kenyamanan menikmati kepedihan yang belum datang kepada diri kita. Sadarkah kita sebetulnya kekawatiran adalah kenyamanan akan sesuatu yang belum tentu menimpa kita? Sedangkan cinta adalah rasa percaya pada kasih Allah kita. Anda mengerti? (MK)
Questions:
1. Apakah Anda sering mengkhawatirkan masa depan Anda? Mengapa?
2. Mungkinkah kita terbebas dari rasa khawatir?
Values:
Khawatir adalah manusiawi, namun kekhawatiran yang dilebih-lebihkan hanya akan membutakan kita dan membuat kita kehilangan keyakinan akan cinta Allah.
Kingdom Quote:
_Kekuatiran dalam hati membungkukkan orang, tetapi perkataan yang balk menggembirakan dia. (Amsal 12:25)_

 *King's Sword*

*Tanggal: 27 Juni 2021*
Hari: Minggu

Bacaan Alkitab Setahun:
Mar 15:33-47
Ayb 5-7

*KASIH KARUNIAMU LUAR BIASA*

_"Tetapi jawab Tuhan kepadaku: "Cukuplah kasih karunia-Ku bagimu, sebab justru dalam kelemahanlah kuasa-Ku menjadi sempuma." Sebab itu terlebih suka aku bermegah atas kelemahanku, supaya kuasa Kristus turun menaungi aku."_ 2 Korintus 12:9
Setiap orang memiliki kekuatan dan kelemahan masing-masing. Seringkali kita tak menyadari kekuatan dan kelemahan kita. Namun TUHAN sangat mengenali kekuatan dan kelemahan kita. Oleh sebab itu kita membutuhkan kasih karunia TUHAN untuk dapat menyadari kekuatan dan kelemahan kita. Sesungguhnya saat kita menyadari bahwa diri kita memiliki TUHAN maka kita menyadari bahwa kasih karunia TUHAN itu lebih dari cukup bagi kita. Apa yang bisa kita nikmati dari kasih karunia TUHAN?
Yang pertama, kasih karunia-NYA luar biasa. Mari sadari kelemahan kita. Hanya orang yang rendah hati yang mau mengakui kelemahannya. Hanya orang sombong yang tak mau mengakui bahwa dirinya memiliki kelemahan. Mari kita cepat menyadari segala kelemahan kita. Saat kita sadar bahwa diri kita memiliki kelemahan maka kita semakin bergantung dan mengandalkan TUHAN. Saat kita sadar akan kelemahan kita maka kita semakin takut akan TUHAN. Saat kita menyadari segala kelemahan kita maka kita akan berkomitmen untuk tidak menyombongkan diri lagi.
Kesadaran akan kelemahan kita itu sangat penting namun kita juga harus memiliki komitmen untuk berubah menjadi pribadi yang siap dibentuk seturut kehendak TUHAN. Dalam segala kelemahan kita, kita akan menikmati kasih karunia TUHAN yang sangat luar biasa. Dalam kelemahan kita, kita menikmati kuasa TUHAN. Dalam kelemahan kita, kita akan menikmati hikmat TUHAN. Dalam kelemahan kita, kita akan menikmati pertolongan TUHAN. Apakah anda sudah menikmati kasih karunia TUHAN?
Yang kedua, bersyukur dan bersukacitalah selalu. Sesungguhnya TUHAN adalah sumber kebutuhan kita. Sumber daya manusia itu terbatas, namun sumber daya TUHAN tak pernah terbatas. Semakin kita mengenal TUHAN maka kita semakin sadar siapa diri kita. Mari kita belajar untuk bersyukur kepada TUHAN dalam segala keadaan. Apakah dengan bersyukur kepada TUHAN kita dapat menikmati kasih karunia TUHAN yang luar biasa? Ya, saat kita dapat bersyukur kepada TUHAN maka kita akan semakin mengenal rencana dan kehendak TUHAN yang sangat luar biasa. Jangan bersungut-sungut, namun bersyukurlah dalam segala keadaan. Mari kita juga belajar untuk bersukacita dalam segala keadaan. Sukacita di dalam TUHAN itu adalah kekuatan kita. Sukacita adalah energi dari TUHAN yang memampukan kita tetap bersemangat dalam segala keadaan. Orang yang dapat bersyukur dan bersukacita di dalam TUHAN adalah orang yang menikmati kasih karunia TUHAN. Sudahkah anda menikmati kasih karunia TUHAN? (DW)
Questions:
1. Bagaimana cara menikmati kasih karunia TUHAN yang luar biasa?
2. Mengapa kita harus bersyukur dan bersukacita dalam segala keadaan?
Values:
Seorang warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang menyadari kelemahan dan kekuatannya.
Kingdom quote:
_Kelemahan yang kita serahkan kepada TUHAN akan membuka pintu pertolongan dan kasih karunia-NYA kepada kita._

26 Juni 2021

 *King's Sword*

*Tanggal: 26 Juni 2021*
Hari: Sabtu

Bacaan Alkitab Setahun:
Mar 15:1-32
Ayb 3-4

*RATU ATAU SELIR?*

_"Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian."_ Yohanes 4:23
Seorang raja dari Persia, Ahasyweros, jatuh cinta kepada Hadasa, seorang gadis Yahudi biasa yang akhirnya menjadi ratu Persia yaitu Ester. Mengapa seorang penguasa yang sangat terkenal ini jatuh cinta kepada gadis biasa, padahal ia bisa memperoleh putri-putri bangsawan Persia yang dikehendakinya? Alasannya bahwa wanita itu mencintai "sesuatu" yang dimilikinya dan bukan mencintai dirinya. Ester adalah seorang gadis yang mencintai raja, sedangkan gadis yang lainnya mencintai kerajaan, kehormatan, kenikmatan, dan kemewahan yang mengelilingi mereka. Mereka cukup puas hidup sebagai selir, "sekali-kali" memiliki pengalaman hidup bersama raja, makan di meja raja, melakukan tugas bagi raja. Sebaliknya Ester sadar bahwa tanpa raja, seindah apa pun istana, hanyalah sebuah rumah besar yang kosong dan tanpa arti. Ester tahu, banyak selir tinggal di istana bersamanya, tetapi mereka tidak "memiliki raja". Para selir puas dengan pola hidup "istana". Tetapi Ester mempersiapkan dirinya untuk memperoleh kehidupan seorang "ratu"
Banyak orang tahu kisah Ester adalah suatu pewahyuan tentang gereja Tuhan masa kini. Jika Allah tidak ada di dalam hati umat-Nya, maka bangunan gereja adalah sebuah gedung besar yang kosong. Di sana mungkin banyak"selir-selir rohani", orang-orang percaya yang hanya mencari berkat-berkat-Nya. Mereka mencintai pemberian-Nya, kuasa-Nya, kelimpahan-Nya, tetapi mereka tidak mencari wajah Allah. Mereka mengejar berbagai kenikmatan yang berasal dari rumah Allah, bukan mencari hati Allah! la sangat rindu memiliki umat yang seperti Ester, yang jatuh cinta kepada "Raja" dan bukan kepada berkat-berkat Raja.
Hati Allah mencari mereka yang mengasihi "Si Pemberi" lebih dari pemberian! Seperti Ester, seorang penyembah benar seharusnya duduk di meja Tuhan dengan hati sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada kenikmatan hidangannya. Kita harus berani mengambil keputusan untuk beralih dari pola kenyamanan kehidupan seorang selir untuk kepentingan diri sendiri, menuju pola kehidupan seorang ratu untuk menyenangkan hati "Raja". Sudah saatnya bagi kita sebagai gereja-Nya mempersiapkan diri sebagaimana layaknya seorang ratu—mempelai Kristus. Hanya mempelai-Nya yang memiliki Raja! Anda mengerti? (AU)
Questions:
1. Menurut Anda apakah bisa kita menyenangkan hati Raja seperti Ester? Bagaimana caranya?
2. Apa beda selir-selir rohani dengan mempelai Kristus?
Values:
Seperti Ester, seorang penyembah benar seharusnya duduk di meja Tuhan dengan hati sepenuhnya kepada Tuhan, bukan kepada kenikmatan hidangannya.
Kingdom Quote:
_Cari dan dapatkan hati Tuhan, bukan sekedar pertolongan-Nya!_

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...