21 Februari 2021

 ๐Ÿ‡ฐ ๐Ÿ‡ฎ ๐Ÿ‡ณ ๐Ÿ‡ฌ '๐Ÿ‡ธ  ๐Ÿ‡ธ ๐Ÿ‡ผ ๐Ÿ‡ด ๐Ÿ‡ท ๐Ÿ‡ฉ

Tanggal: 21 Februari 2021

Hari: Minggu


Bacaan  Alkitab Setahun:

Kis 3

Bilangan 1-2 


Via Audio:

https://youtu.be/0tnLZXCLbA8


https://youtu.be/EIq84YlSiPc


https://youtu.be/ZMdgPaFA1ow




AMAN, IMAN, DAN IMUN


“Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukur dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.” 1 Tesalonika 5:16-18


Memasuki tahun 2021, pandemi Covid-19 belum juga mereda di seluruh dunia, termasuk juga di  Indonesia. Berbagai negara berlomba menemukan  cara dan upaya penanggulangan Covid-19 yang paling efektif, termasuk juga Indonesia. Oleh sebab itu pada tanggal 16 Oktober 2020, Ketua Satgas  Penanganan Covid-19, Doni Monardo, mensosialisasikan upaya penanggulangan Covid-19, yaitu aman, iman, dan imun. Aman, maksudnya adalah penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu: menjaga jarak, memakai masker, menghindari kerumunan, dan mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir atau hand sanitizer. Iman, artinya meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Serta imun, yaitu meningkatkan kekebalan/imun tubuh dengan cara: olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, mengkonsumsi makanan/minuman yang berkualitas, dan hati harus selalu bergembira.    

Dari penjelasan aman, iman dan imun tersebut,  ternyata sebagian besar upaya penanggulangan Covid-19 yang dicanangkan Pemerintah Indonesia justru berhubungan dengan respon hati dan pikiran kita dalam menghadapi pandemi Covid-19. Rasul Paulus telah lebih dulu mengajarkan kita dalam 1Tesalonika 5:16-18 untuk selalu bersukacita dan tetap berdoa, serta mengucap syukur dalam segala hal. Bersukacita adalah langkah awal untuk memiliki hati yang gembira. Ingat bahwa hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22). Dengan selalu bersukacita, maka hati kita tenang, dan jiwa kita pun bersemangat, sehingga kita dapat berdoa dalam menghadapi keadaan akhir jaman (1Petrus 4:7).

Mengapa Paulus menulis bahwa mengucap syukur adalah sesuatu yang dikehendaki Tuhan untuk kita lakukan? Bayangkan Anda masuk ke sebuah restoran atau toko dan dilayani oleh pelayan yang menggerutu dan mengomel sepanjang hari, lalu keesokan harinya Anda pindah ke restoran lainnya yang pelayannya selalu sukacita dan penuh dengan kata terima kasih. Saya yakin Anda tidak akan kembali lagi ke restoran yang pertama, dan akan menjadi pelanggan tetap di restoran yang kedua. Demikian pula Tuhan. Ia tidak akan betah dengan orang yang mudah mengeluh, bersungut-sungut, atau khawatir, namun Ia suka dengan orang yang selalu bersukacita, berdoa dan mengucap syukur.

Tidak ada satupun yang dapat memastikan kapan pandemi Covid-19 ini akan selesai atau mereda, namun berbagai peneliti telah membuktikan bahwa imun tubuh kita akan meningkat dan menjadi kuat saat kita selalu gembira dan bersukacita. Oleh sebab itu marilah kita selalu bersukacita, berdoa dan mengucap syukur, apapun yang terjadi dalam kehidupan kita. Amin. (YMH)    


Questions :

1. Mengapa kita harus selalu bersukacita, berdoa dan mengucap syukur?

2. Menurut Anda apakah hubungannya antara bersukacita, berdoa dan mengucap syukur?


Values :

Warga Kerajaan Allah yang sejati selalu bersukacita, berdoa dan mengucap syukur dalam segala keadaan.


Hati yang gembira adalah obat, tetapi semangat yang patah mengeringkan tulang (Amsal 17:22).

Tidak ada komentar:

*King’s Sword* Tanggal: 17 November 2021 Hari: Rabu Bacaan Alkitab Setahun: Yoh 11:33-57 Yeh 5-7 Via Audio: https://youtu.be/5a-s8Mzbs80 h...